Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Saja Tingkat Pendidikan pada Masa Kolonial Belanda?

Kompas.com - 16/03/2023, 12:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Pada masa penjajahan Belanda, pendidikan menjadi salah satu program politik etis atau politik balas budi yang mulai diterapkan pada 1901.

Berdasarkan konsep penerapan politik etis, pemerintah kolonial mengeluarkan kebijakan pendidikan yang berisi dua poin utama, yaitu:

  • Pendidikan dan pengetahuan Barat diberikan kepada golongan penduduk bumiputra, dengan bahasa Belanda sebagai bahasa pengantarnya.
  • Pemberian pendidikan rendah bagi golongan bumiputra disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

Atas dasar kebijakan itu, didirikan sekolah pada masa kolonial Belanda.

Pendidikan pada masa kolonial Belanda terdiri dari beberapa jenis dan tingkatan.

Berikut ini tingkatan-tingkatan pendidikan pada zaman kolonial Belanda di Indonesia.

Baca juga: Mengapa Belanda Mendirikan Sekolah di Indonesia?

Pendidikan tingkat dasar

Pendidikan rendah atau tingkat pendidikan dasar pada masa kolonial Belanda dibagi ke dalam dua kategori, di antaranya:

Sekolah dasar berbahasa Belanda 

  • Sekolah Rendah Eropa (Europeesch Lagere School)
  • Sekolah Bumiputra Kelas 1 (Inlandsch School Eersteklasse), yang terdiri dari Sekolah Cina-Belanda (Holandsch-Chineesche School) dan Sekolah Rendah Bumiputra-Belanda (Hollanddsch-Inlandsch School)

Sekolah dasar berbahasa pengantar bahasa daerah

  • Sekolah Rendah Bumiputra Kelas 2 (Inlandsch School Tweede-Klasse)
  • Sekolah Desa (Volks School)
  • Sekolah Lanjutan (Vervolg School)

Baca juga: Europeesche Lagere School (ELS) dan Perkembangannya

Pendidikan tingkat menengah

  • Hogere Burger School (HBS), Meer Uitegbreit Ondewijs (MULO), Algemene Middlebare School (AMS)
  • Sekolah Kejuruan: Kweekschoolen (sekolah guru pribumi) dan Normaal School

Pendidikan tinggi

  • Pendidikan Tiinggi Teknik (Koninklijk Instituut voor Hoger Technisch Ondewijs Nederlandsch Indie)
  • Sekolah Tinggi Hukum (Rechtschool)
  • Sekolah Tinggi Kedokteran: STOVIA, NIAS, dan GHS (Geeneeskundige Hoogeschool)
  • Sekolah pelatihan untuk kepala atau pejabat pribumi: OSVIA (Sekolah Pendidikan Pribumi untuk Pegawai Negeri Sipil)

 

Referensi:

  • Andriyanto. (2022). Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia. Klaten: Radar Kampus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejarah Koperasi di Dunia

Sejarah Koperasi di Dunia

Stori
Sejarah Senam di Dunia

Sejarah Senam di Dunia

Stori
Hindun binti Utbah, Pemakan Hati Paman Rasulullah yang Bertobat

Hindun binti Utbah, Pemakan Hati Paman Rasulullah yang Bertobat

Stori
Kisah Perjuangan RA Kartini

Kisah Perjuangan RA Kartini

Stori
Biografi RA Kartini, Pejuang Emansipasi Perempuan dari Jepara

Biografi RA Kartini, Pejuang Emansipasi Perempuan dari Jepara

Stori
Alasan Masa Bercocok Tanam Dianggap sebagai Tonggak Kemajuan Manusia

Alasan Masa Bercocok Tanam Dianggap sebagai Tonggak Kemajuan Manusia

Stori
Sejarah Pertempuran Selat Sunda

Sejarah Pertempuran Selat Sunda

Stori
9 Kerajaan Islam di Papua

9 Kerajaan Islam di Papua

Stori
Kenapa Tan Malaka Dieksekusi Mati oleh Tentara?

Kenapa Tan Malaka Dieksekusi Mati oleh Tentara?

Stori
Manusia Purba Pertama yang Memanfaatkan Api

Manusia Purba Pertama yang Memanfaatkan Api

Stori
Pengaruh Islam dalam Bidang Seni Tari dan Musik

Pengaruh Islam dalam Bidang Seni Tari dan Musik

Stori
Runtuhnya Kerajaan Yerusalem

Runtuhnya Kerajaan Yerusalem

Stori
Isi Piagam PBB

Isi Piagam PBB

Stori
Romukyokai, Panitia Pengelola Romusha

Romukyokai, Panitia Pengelola Romusha

Stori
Mengapa Imam Hanafi Mendapat Gelar Ahlul Ra'yi?

Mengapa Imam Hanafi Mendapat Gelar Ahlul Ra'yi?

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com