Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awal Mula Berkembangnya Budaya Berburu Pakaian Bekas (Thrifting)

Kompas.com - 16/03/2023, 17:00 WIB
Susanto Jumaidi,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Thrifting adalah istilah keren dari orang-orang yang menggemari kegiatan berburu pakaian bekas atau loak.

Baru-baru ini, masyarakat Indonesia dihebohkan kabar sikap tegas Presiden Joko Widodo terhadap praktik importir pakaian bekas yang marak dan banyak illegal.

Munculnya pernyataan tersebut adalah akibat dari semakin berkembangnya budaya membeli dan menjual pakaian bekas di kalangan masyarakat Indonesia.

Maraknya importir pakain bekas tersebut dianggap mengganggu laju aktivitas perniagaan tekstil di Indonesia sebab persaingan harga yang tak sepadan.

Sebenarnya, budaya thrifting atau berburu pakaian bekas sebagaimana yang sedang popular di kalangan masyarakat Indonesia sekarang ini, pada dasarnya telah berlangsung sejak lama.

Berikut ini sejarah thrifting atau berburu pakaian bekas.

 

Baca juga: Fenomena Thrifting Sedang Digandrungi, Apa Pemicunya?

Awal Mula Budaya Pakaian Bekas

Munculnya budaya jual beli pakain bekas ini berkaitan dengan kondisi global pada masa revolusi industri yang berlangsung kisaran abad ke-18.

Dikutip dari laman Universitas Ciputra (uc.ac.id), budaya thrifting muncul sebagai reaksi dari kondisi revolusi industri yang terjadi Inggris.

Adanya revolusi industri di Inggris pada abad ke-18 membentuk suatu kebudayaan baru, yaitu mass-production of clothing atau produksi massal pakaian.

Akibat adanya produksi massal pakaian ini, peradaban serta harga pakaian-pakaian di Inggris sangat murah dan mudah didapat.

Kondisi ini tentunya kemudian membentuk suatu kebiasaan masyarakat untuk membeli barang-barang pakaian baru dan mengesampingkan pakaian lamanya.

Dari kondisi itulah kemudian mengakibatkan membludaknya pakaian bekas karena mudahnya upaya untuk membeli pakaian baru.

Namun, mudahnya membeli pakaian baru tentunya tidak berlaku untuk semua golongan, khususnya bagi orang-orang yang memiliki tingkat ekonomi rendah.

Karena adanya dua golongan yang memiliki tingkat ekonomi berbeda, muncullah perilaku menjual dan membeli pakaian bekas di kalangan ekonomi rendah di Inggris pada tahun 1980-1990an.

Baca juga: Revolusi Industri: Latar Belakang dan Dampaknya

Budaya Membeli Pakaian Bekas di Indonesia

Lahirnya budaya thrifting atau berburu pakaian bekas di Indonesia disebabkan oleh faktor-faktor yang tidak jauh berbeda dengan alasan terjadinya di Inggris.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejarah Pura Kahyangan Tiga di Bali

Sejarah Pura Kahyangan Tiga di Bali

Stori
Sejarah Koperasi di Dunia

Sejarah Koperasi di Dunia

Stori
Sejarah Senam di Dunia

Sejarah Senam di Dunia

Stori
Hindun binti Utbah, Pemakan Hati Paman Rasulullah yang Bertobat

Hindun binti Utbah, Pemakan Hati Paman Rasulullah yang Bertobat

Stori
Kisah Perjuangan RA Kartini

Kisah Perjuangan RA Kartini

Stori
Biografi RA Kartini, Pejuang Emansipasi Perempuan dari Jepara

Biografi RA Kartini, Pejuang Emansipasi Perempuan dari Jepara

Stori
Alasan Masa Bercocok Tanam Dianggap sebagai Tonggak Kemajuan Manusia

Alasan Masa Bercocok Tanam Dianggap sebagai Tonggak Kemajuan Manusia

Stori
Sejarah Pertempuran Selat Sunda

Sejarah Pertempuran Selat Sunda

Stori
9 Kerajaan Islam di Papua

9 Kerajaan Islam di Papua

Stori
Kenapa Tan Malaka Dieksekusi Mati oleh Tentara?

Kenapa Tan Malaka Dieksekusi Mati oleh Tentara?

Stori
Manusia Purba Pertama yang Memanfaatkan Api

Manusia Purba Pertama yang Memanfaatkan Api

Stori
Pengaruh Islam dalam Bidang Seni Tari dan Musik

Pengaruh Islam dalam Bidang Seni Tari dan Musik

Stori
Runtuhnya Kerajaan Yerusalem

Runtuhnya Kerajaan Yerusalem

Stori
Isi Piagam PBB

Isi Piagam PBB

Stori
Romukyokai, Panitia Pengelola Romusha

Romukyokai, Panitia Pengelola Romusha

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com