Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi-tradisi Menjelang Ramadhan di Indonesia

Kompas.com - 14/03/2023, 12:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Ramadhan adalah salah satu bulan suci yang dirayakan oleh umat Islam di dunia, termasuk Indonesia.

Kemeriahan perayaan Ramadhan di Indonesia sangat terasa karena penduduknya yang mayoritas Muslim.

Menuju bulan Ramadhan, ada beberapa tradisi unik yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia.

Apa saja tradisi-tradisi menjelang Ramadhan di Indonesia?

Baca juga: Dugderan, Tradisi Sambut Ramadan di Semarang

Dugderan (Semarang, Jawa Tengah)

Salah satu tradisi menjelang Ramadhan di Indonesia adalah dugderan.

Dugderan merupakan tradisi yang berasal dari Semarang, Jawa Tengah.

Dugderan dilaksanakan dengan cara mengadakan upacara yang merupakan perpaduan dari tiga etnis di Semarang, yaitu Jawa, Tionghoa, dan Arab.

Nama dugderan berasal dari suara bedug yang ditabuh, yaitu 'dug' dan 'der'.

Tabuhan bedug ini menjadi penanda dimulainya bulan Ramadhan.

Selain itu, tradisi dugderan juga dilengkapi dengan ikon berupa warak ngendhog, yaitu atraksi replikasi hewan berkaki empat dengan kepala mirip naga.

Baca juga: Sejarah Puasa Ramadan

Nyadran (Jawa Tengah)

Tradisi Nyadran pada umumnya dilakukan di daerah Jawa, khususnya Jawa Tengah.

Kata nyadran berasal dari Bahasa Sansekerta, yaitu sraddha, yang artinya keyakinan.

Tradisi nyadran biasanya dilaksanakan dengan cara ziarah atau berkunjung ke makam orang tua atau saudara yang sudah meninggal dunia.

Kemudian makam tersebut akan dibersihkan sembari menaburkan bunga dan memanjatkan doa.

Megengan (Jawa Timur)

Selanjutnya adalah tradisi Megengan yang berasal dari Jawa Timur.

Megengan berasal dari kata megeng, berarti menahan.

Secara filosofis, megengan berarti menahan segala hal yang membatalkan ibadah puasa, dari lapar dan haus, serta hawa nafsu.

Biasanya, tradisi megengan dilakukan dengan kenduri atau selamatan yang dilaksanakan di masjid atau mushola.

Tidak lupa, setiap warga yang datang juga akan membawa makanan untuk kemudian saling berbagi satu sama lain.

Dalam tradisi megengan, ada satu makanan khas yang tidak tergantikan, yakni kue apem.

Nama apem berasal dari bahasa Arab, afwan, yang artinya maaf atau ampunan sebagai simbol permohonan maaf kepada Tuhan.

Baca juga: Padusan, Tradisi Menyucikan Diri Menjelang Puasa

Nyorog (Jawa Barat)

Salah satu tradisi menjelang Ramadhan dari Jawa Barat adalah Nyorog.

Nyorog dirayakan dengan cara berbagi bingkisan makanan ke sanak saudara dan keluarga yang tinggalnya berjauhan.

Hal ini disebabkan oleh masyarakat Betawi pada zaman dulu memiliki tempat tinggal yang berjauhan karena terhalang hutan dan kebun.

Biasanya, bingkisan makanan yang diberikan dalam tradisi nyorog adalah kue-kue atau bahan makanan mentah, seperti gula, susu, kopi, beras, ikan, dan daging.

Namun, terkadang bingkisan makanan tersebut juga dimasukkan ke dalam rantang, misalnya sayur gabus pucung.

Makna dari tradisi nyorog adalah penghormatan dari orang muda terhadap yang lebih tua.

Meugang (Aceh)

Menjelang Ramadhan, masyarakat Aceh biasanya akan mengadakan tradisi Meugang.

Tradisi Meugang adalah tradisi di mana masyarakat Aceh akan beramai-ramai membeli daging sapi, kemudian memasaknya, dan memakannya bersama keluarga.

Daging yang diolah juga berbeda-beda, tergantung kesukaan setiap keluarga. Ada yang dimasak menjadi asam keueung, kari, gulai merah, dan sebagainya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com