Sejarah Candi Merak di Klaten

KOMPAS.com - Candi Merak terletak di Desa Karangnongko, Kecamatan Karangnongko, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Nama candi ini tidak diambil dari nama desanya. Melansir laman Kemdikbud, diduga wilayah sekitar candi dulunya terdapat banyak sarang burung merak.

Karena itu, masyarakat sekitar menamai candi ini Candi Merak.

Berdasarkan penemuan arca-arca dan gaya arsitekturnya, para ahli menduga Candi Merak merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Mataram Kuno dari abad ke-8 atau abad ke-9.

Berikut ini sejarah singkat Candi Merak peninggalan Kerajaan Mataram Kuno.

Baca juga: Candi Losari, Seribu Tahun Tertimbun Erupsi Merapi

Sejarah Candi Merak

Di situs Candi Merak terdapat satu candi induk dan tiga candi perwara (pendamping).

Candi induk berukuran panjang 8,86 meter, lebar 13,5 meter, dan tinggi 12 meter.

Atap Candi Merak terdiri dari tiga tingkat yang dihiasi dengan 12 relung, di mana salah satu relung terdapat relief arca duduk di atas padmasana.

Candi induk memiliki pintu di sisi timur, menghadap tiga candi perwara yang ada di depannya.

Candi Merak merupakan peninggalan agama Hindu yang dibangun dengan gaya arsitektur periode abad ke-9.

Corak agama Hindu dari candi ini dibuktikan dengan penemuan yoni di bilik utama candi induk, arca Ganesha di relung sisi timur, arca Agastya di relung selatan, dan arca Durga di relung utara.

Selain itu, terdapat hiasan kalamakara pada tangga pipi tangga masuk ke candi induk.

Baca juga: Sejarah Candi Kimpulan yang Bercokol di Kampus UII Yogyakarta

Candi Merak dihiasi dengan motif geometris dan ornamen bertema tumbuhan, yang membatnya unik.

Penampilan Candi Merak yang terlihat saat ini merupakan hasil pemugaran yang dilakukan sejak 2007 hingga 2012.

Pada masa penjajahan Belanda, upaya penelitian dan pemugaran Candi Merak sebenarnya sudah dilakukan, tepatnya pada 1926.

Akan tetapi, pada masa tersebut upaya pemugaran baru berhasil memugar bagian kaki candi dan melakukan percobaan penyusunan bagian kaki, tubuh dan atap candi.