Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berapa Perkiraan Usia Alam Semesta?

Kompas.com - 15/01/2023, 12:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Pada zaman dulu, Bumi pernah dikira sebagai pusat alam semesta dan pusat perputaran seluruh benda-benda langit.

Seiring dengan perkembangan pemikiran manusia dan kemajuan teknologi, pemahaman akan alam semesta semakin bertambah dan berubah.

Meski sampai saat ini belum diketahui berapa ukuran alam semesta, para ilmuwan telah memiliki perkiraan usia alam semesta.

Perkiraan usia alam semesta yakni antara 13,6-14 miliar tahun.

Lantas, bagaimana cara menghitung usia alam semesta?

Baca juga: Kota Mana yang Terkenal dengan Julukan Kota Seribu Satu Malam?

Menghitung usia alam semesta

Pada awalnya, perkiraan umur alam semesta bergantung pada Wilkinson Microwave Anisotropy Probe (WMAP) NASA dan Teleskop Ruang Angkasa Planck Badan Antariksa Eropa (ESA) milik NASA.

Para peneliti mengandalkan latar belakang gelombang mikro kosmik atau radiasi elektromagnetik yang telah ditinggalkan sejak tahun-tahun awal alam semesta untuk menciptakan citra baru alam semesta.

Salah satu teori terjadinya alam semesta yang banyak disepakati kebenarannya adalah teori Dentuman Besar (Big Bang).

Cahaya pertama yang dipancarkan 380.000 tahun setelah terjadinya Big Bang bervariasi dalam polarisasi, diwakili oleh warna merah atau biru.

Baca juga: Mengapa Eropa Dijuluki Benua Biru?

Tim peneliti menggunakan jarak antara variasi-variasi itu untuk menghitung perkiraan usia alam semesta.

Pada 2013, teleskop Planck ESA memperkirakan bahwa alam semesta berusia 13,82 miliar tahun.

Tiga tahun kemudian, NASA menyatakan bahwa dari data WMAP alam semesta berumur 13,77 miliar tahun.

WMAP itu diluncurkan pada 2001 untuk mengukur perbedaan suhu di langit dengan latar belakang gelombang mikro kosmik.

Namun, pada 2019, sebuah penilitian menunjukkan bahwa alam semesta mungkin berusia 2 miliar tahun lebih muda dari perkiraan sebelumnya.

Hal ini karena adanya margin eror untuk perkiraan usia alam semesta.

Baca juga: Apa Kota Tertua di Indonesia?

Latar belakang mikro kosmik menetapkan nilai konstanta Hubble mendekati 67 km/d/Mpc (kilometer per detik per megaparsec), sementara bintang dan supernova sekitar 74 km/d/Mpc.

Demikian pula rasio antara materi gelap dan energi gelap. Beberapa ilmuwan menghitung rasio terendah 1:2, sedangkan sebagian lainnya memakai rasio 1:3.

Terlepas dari perbedaan itu, alam semesta diperkirakan berusia antara 13,6-14 miliar tahun, dan tidak meleset jauh dari itu.

 

Referensi:

  • Hidayat, Taufik. (2022). Menjelajah Alam Semesta. Jakarta: Guepedia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com