Ia memainkan peran penting dalam mengatur upaya perang Inggris, salah satunya menciptakan kabinet perang yang terdiri dari lima tokoh kunci.
Ketika Perang Dunia I selesai, George menginginkan penyelesaian damai, tetapi didorong untuk lebih keras terhadap Jerman oleh sekutu-sekutunya.
Winston Churcill adalah Perdana Menteri Inggris pada masa Perang Dunia II (1939-1945).
Ketika Perang Dunia I meletus, ia mnejabat sebagai Kepala Staf Angkatan Laut Inggris.
Namun, karena kegagalannya dalam Ekspedisi Galipoli, pada 1915 Churcill memilih mengundurkan diri.
Selama beberapa bulan hingga 1916, ia menjadi perwira yang memimpin sebuah unit di Front Barat.
Pada 1917, Lloyd George membawanya kembali sebagai Menteri Amunisi, di mana ia berhasil mengatur perbekalan, pemasokan tentara, dan pengerahan tank.
Baca juga: Penggunaan Senjata Kimia pada Perang Dunia I
Ketika meletus Perang Dunia I di Eropa pada 1914, ia dengan gigih mempertahankan kenetralan AS.
Namun, perang kapal selam Jerman melawan kapal-kapal AS di Atlantik dan Revolusi Rusia tidak lagi membuat Wilson tinggal diam.
Pada April 1917, Wilson meminta Kongres untuk menyatakan perang dan segera setelah itu menciptakan sejumlah kantor dan komisi baru yang dirancang untuk memobilisasi militer untuk perang.
Ketika Perang Dunia I berakhir dengan kemenangan Sekutu, ia mengusulkan "Empat Belas Pasal Wilson", serangkaian prinsip diplomatik untuk perdamaian dunia, ke Konferensi Perdamaian Paris.
Usulan-usulan Wilson itulah yang banyak dimasukkan ke dalam Perjanjian Versailles yang secara resmi mengakhiri Perang Dunia I.
Baca juga: Woodrow Wilson, Presiden AS Pendiri Liga Bangsa-Bangsa
Kiprahnya dalam Perang Dunia I membuat namanya melambung dan setelah perang usai, Mustafa Kemal memimpin gerakan nasional Turki dalam Perang Kemerdekaan.
Kini, ia dikenal sebagai Mustafa Kemal Ataturk, presiden pertama Turki (1923-1938) yang juga dijuluki Bapak Pendiri Republik Turki.
Nama Ataturk merupakan pemberian dari Majelis Agung Turki pada 1934, yang berarti Bapak NegaraTurki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.