Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Indonesia Mulai Mengenal Konsep Uang?

Kompas.com - 09/01/2023, 13:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Ketika masuk ke Indonesia, Jepang turut membawa mata uangnya sendiri dan membubarkan bank-bank bentukan kolonial Belanda, termasuk De Javasche Bank.

Adapun mata uang yang dibawa Jepang adalah De Japansche Regering dengan satuan gulden (f) yang dikeluarkan pada 1942.

Dua tahun setelahnya, pada 1944, Jepang mengeluarkan uang yang dicetak menggunakan bahasa Indonesia bernama Dai Nippon dengan pecahan bernilai Rp 100.

Setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, pemerintah mengambil kebijakan mengenai mata uang resmi yang berlaku sejak 1945 hingga sekarang.

Pada 1 Oktober 1945, pemerintah Indonesia menetapkan mata uang yang berlaku pascakemerdekaan ada tiga, sebagai berikut:

  1. Uang De Javasche Bank (DJB)
  2. Uang Hindia Belanda
  3. Uang Jepang

Alasan diberlakukan tiga mata uang ini karena Indonesia masih belum memiliki mata uangnya sendiri.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, mata uang Jepang yang ditetapkan mulai mengalami penurunan nilai sehingga tidak mampu lagi mengatasi kesulitan keuangan yang kala itu terjadi di Indonesia.

Sebagai gantinya, diberlakukan uang baru yaitu mata uang NICA.

Namun, mata uang NICA ini ditolak oleh Perdana Menteri Indonesia, Sutan Sjahrir, karena Sekutu dianggap sudah melanggar perjanjian yang telah disepakati bersama.

Setelah itu, pada Oktober 1946, pemerintah RI mengeluarkan mata uang baru yang disebut Oeang Republik Indonesia (ORI).

Dengan demikian, mata uang yang beredar pascakemerdekaan Indonesia adalah ORI.

Lalu, guna mewujudkan kesatuan moneter di seluruh wilayah Republik Indonesia, berdasarkan Penpres No. 27/1965 tanggal 13 Desember 1964, diterbitkan uang Rupiah baru sebagai alat pembayaran yang sah di seluruh wilayah Republik Indonesia.

 

Referensi:

  • Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto. (2008). Sejarah Nasional Indonesia: Zaman Jepang dan Zaman Republik Indonesia, 1942-1998. Jakarta: Balai Pustaka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com