Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prasasti Kelurak: Isi dan Lokasi Penemuan

Kompas.com - 29/11/2022, 16:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber Kemdikbud

KOMPAS.com - Prasasti Kelurak merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang ditemukan di sekitar kompleks Candi Prambanan.

Prasasti yang terbuat dari baru andesit ini panjangnya 73 cm, lebar 12 cm, dan tinggi 41 cm.

Prasasti Kelurak ditulis menggunakan aksara Pranagari atau Siddham, dan berbahasa Sanskerta.

Sayangnya, tulisan pada prasasti ini sudah banyak yang aus, sehingga hanya sedikit yang dapat terbaca.

Prasasti Kelurak saat ini disimpan di Museum Nasional Jakarta.

Baca juga: Prasasti Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno

Isi Prasasti Kelurak

Prasasti Kelurak ditemukan di dekat Candi Lumbung, Desa Kelurak, yang terletak di antara Candi Prambanan dan Candi Sewu.

Prasasti ini berangka 704 Saka atau 782 Masehi. Secara garis besar, Prasasti Kelurak berisi tentang didirikannya sebuah bangunan suci dan arca untuk memuja Manjusri.

Manjusri adalah Bodhisattva yang dikaitkan dengan kebijaksanaan, pengajaran, dan kesadaran dalam agama Buddha.

Manjusri bertugas membasmi kebodohan (awidya), bertangan dua, tangan kanan memegang pedang, dan tangan kiri membawa buku (pustaka).

Pedang adalah lambang penebas kebodohan dan buku adalah Prajnaparamita sutra, yang berisi ajaran yang diperlukan manusia.

Prasasti Kelurak menyebutkan bahwa pentahbisan arca Manjusri dilakukan oleh seorang guru (pendeta) bernama Kumaragosha yang datang dari Gaudidwipa.

Sedangkan bangunan suci tersebut didirikan atas perintah Raja Indra yang bergelar Sri Sanggramadhananjaya dan mendapat julukan Sriwirawairiwarawimardana atau pembunuh musuh-musuh yang gagah perwira.

Baca juga: Prasasti Mantyasih: Sejarah dan Isinya

Menurut para ahli, bangunan suci untuk Manjusri tersebut diperkirakan adalah Candi Sewu, yang terletak di sebelah utara lokasi penemuan prasasti ini.

Marwati Pusponegoro dan Nugroho Notosutanto berargumen bahwa Raja Indra yang dimaksud dalam prasasti Kelurak adalah Dharanindra, nama asli Rakai Panangkaran, raja kedua Kerajaan Mataram Kuno.

Kemungkinan besar, setelah meninggalkan gurunya yang lama, Rakai Panangkaran berpindah agama dan mengambil seorang guru baru yang menganut agama Buddha yang berasal dari India Utara atau Sri Lanka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com