Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Kesultanan Aceh Darussalam Mengusir Portugis dari Malaka

Kompas.com - 10/10/2022, 16:30 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada 1511, Portugis yang berada di bawah komando Alfonso de Albuquerque berhasil menaklukkan Malaka.

Waktu itu, Malaka, Aceh, dan Johor memegang peranan penting sebagai bandar perdagangan rempah-rempah internasional.

Sejak awal, Aceh memang tidak pernah bersahabat dengan Portugis. Aceh cenderung melakukan tindakan militer terhadap mereka.

Pemimpin Aceh saat itu, Sultan Ali Mughayat Syah menganggap kedudukan Portugis di Malaka sebagai saingan dalam bidang politik, ekonomi, dan penyebaran agama.

Pada saat yang bersamaan, Portugis juga menganggap Aceh sebagai sumber kekayaan sekaligus ancaman.

Oleh sebab itu, pada 1523 dan 1524, Portugis mengirim pasukannya menyerang Aceh, tetapi gagal.

Selanjutnya, pada 1537, Aceh memberi serangan balasan kepada Portugis dengan mengirim ekspedisi ke Malaka.

Lalu, bagaimana cara Kesultanan Aceh Darussalam mengusir Portugis dari Malaka?

Baca juga: Kebijakan Sultan Iskandar Muda Selama Memimpin Kesultanan Aceh

Bekerja sama dengan Turki Ottoman

Sejak abad ke-16, Aceh memang sudah menjalin hubungan diplomatik dengan Turki Ottoman.

Beberapa kali Aceh sudah mengirim utusannya ke Istanbul untuk meminta bantuan militer mereka.

Sementara itu, pihak Turki mengangkut komoditas dagang, terutama lada untuk kemudian diberikan kepada Sultan Turki.

Sebagai imbalan, Turki mengirim instruktur, prajurit, dan senjata kepada Aceh untuk melawan Portugis.

Ekspedisi yang dikirim Aceh ke Malaka dipimpin langsung oleh Sultan Alauddin bersama 3.000 bala tentara.

Sayangya, upaya Sultan Alauddin dalam mengalahkan Portugis mengalami kegagalan.

Setelah gagal dalam serangan pertama, Aceh kembali mengirim serangan lanjutan pada 1547, 1568, 1573, 1574, dan 1577, tetapi masih tetap tidak berhasil.

Baca juga: Mengapa Perang Aceh Berlangsung Begitu Lama?

Menghimpun kekuatan besar

Sewaktu Aceh dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda (1607-1636), Kesultanan Aceh berhasil mencapai kejayaannya.

Kesultanan Aceh di bawah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda kembali menyerang Malaka.

Serangan yang diberikan oleh Sultan Iskandar Muda terhadap Portugis tidak semata-mata hanya untuk mengusir mereka, melainkan juga menyatukan Aceh dengan Malaka.

Oleh sebab itu, Sultan Iskandar Muda menghimpun kekuatan besar-besaran untuk mengusir Portugis dari sana.

Adapun cara Kesultanan Aceh Darussalam mengusir Portugis dari Malaka adalah:

  • Mendatangkan kuda-kuda dari Persia.
  • Membentuk pasukan gajah serta milisi infanteri.
  • Mempersiapkan kapal yang mampu mengangkut 600-800 prajurit.
  • Memposisikan pasukan pengawas di jalur-jalur perdagangan wilayah kekuasaannya.

Selama bertahun-tahun, konflik antara Aceh dan Portugis masih terus berlanjut seakan tidak ada ujungnya.

Baik Aceh maupun Portugis sama-sama tidak berhasil dikalahkan. Bahkan, Malaka juga tidak jatuh ke tangan Aceh atau Portugis, justru ke tangan VOC pada 1641.

 

Referensi:

  • Mafki, Samsudar. (2019). Perlawanan terhadap Penjajah di Sumatra dan Jawa. Singkawang: Maraga Borneo Tarigas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com