Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekejaman PKI di Indonesia

Kompas.com - 03/10/2022, 10:59 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

Dewan pimpinan PKI menyebut mereka sebagai Dewan Jenderal.

Rencananya, upaya penculikan akan dilaksanakan tanggal 30 September 1965. 

Akan tetapi, operasi terpaksa diundur pada 1 Oktober dini hari sebab mereka hendak mempersiapkan diri lebih dulu.

Pasukan yang melakukan upaya penculikan adalah pasukan Cakrabirawa yang dikomando oleh Letkol Untung.

Pasukan Cakrabirawa adalah pasukan yang bertugas untuk melindungi presiden beserta keluarganya.

Pasukan Cakrabirawa yang dipimpin oleh Letkol Untung segera berangkat menuju Lubang Buaya, Jakarta Timur, untuk melaksanakan inspeksi.

Selanjutnya, Letkol Untung membagi para eksekutor ke dalam tiga satuan tugas, yaitu Satgas Pasopati, Satgas Bimasakti, dan Satgas Pringgodani.

Setelah memastikan Lubang Buaya siap, Letkol Untung bersama pasukannya mulai melakukan aksi penculikan terhadap tujuh jenderal.

Tujuh korban yang terbunuh dalam G30S adalah:

  1. Jenderal Ahmad Yani
  2. Jenderal R Suprapto
  3. Letjen S Parman
  4. Letjen MT Haryono
  5. Mayjend DI Panjaitan
  6. Mayjend Sutoyo Siswomihardjo
  7. Kapten Pierre Tendean

Ketujuh jasad para korban ditemukan di sebuah sumur tua dengan kedalaman 12 meter dengan diameter kurang dari 75 centimeter.

Pada 5 Oktober 1965, ketujuh jenazah tersebut dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Pihak yang selalu dituding menjadi dalang di balik peristiwa G30S adalah PKI.

Sejumlah sejarawan dan kalangan militer jugua meyakini bahwa PKI adalah dalang di balik penculikan dan pembunuhan tersebut.

Namun, hingga kini, belum ada bukti resmi yang menyatakan PKI adalah pelaku penculikan enam jenderal dan satu perwira TNI Angkatan Darat.

Jutaan anggota, simpatisan, dan orang-orang yang dituding sebagai PKI, justru menjadi korban pembantaian pasca-peristiwa G30S.

 

Referensi:

  • Sunyoto, Agus. (2012). Kebiadaban Gerakan Makar PKI 1948. Jurnal Asthabrata. Edisi XII/Oktober-November 2012.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com