Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menerka Keterlibatan CIA dalam Peristiwa G30S

Kompas.com - 01/10/2022, 08:00 WIB
Tri Indriawati

Penulis

KOMPAS.com - Ada banyak versi cerita sejarah yang mengisahkan tentang peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S).

Dalam versi sejarah yang ditulis pemerintah Orde Baru, sudah jelas disebutkan bahwa G30S didalangi oleh Partai Komunis Indonesia (PKI).

Namun, setelah Orde Baru runtuh, penelitian dan penulisan sejarah seputar peristiwa G30S semakin terbuka.

Fakta-fakta baru pun diungkap, termasuk terkait kemungkinan keterlibatan CIA atau Central Intelligence Agency Amerika Serikat dalam peristiwa G30S serta pembantaian terhadap ratusan ribu jiwa orang-orang Indonesia yang dituding sebagai PKI.

Baca juga: Apakah PKI Ingin Merebut Kekuasaan?

Lantas, benarkah CIA terlibat dalam G30S?

Upaya melengserkan Soekarno

Kedekatan Soekarno dengan kubu komunis, tidak dipungkiri telah menghadirkan kecemasan bagi Amerika Serikat.

Apalagi, kala itu, Amerika Serikat sedang berebut pengaruh dengan Uni Soviet dalam perang dingin.

Amerika Serikat takut, jikalau Indonesia sampai jatuh ke tangan komunis.

Oleh karena itu, Amerika Serikat mulai merancang strategi untuk melengserkan Soekarno dan memusnahkan PKI serta paham komunisme di Indonesia.

Kekhawatiran AS terkait Soekarno yang lebih condong ke komunisme diungkap oleh jurnalis asal Amerika, Tim Weiner, dalam bukunya berjudul Legacy of Ashes: The History of the CIA.

Selanjutnya, AS disebut mengutus CIA untuk menyingkirkan Soekarno.

CIA telah mencoba berbagai operasi rahasia untuk melengserkan Soekarno sejak tahun 1950-an, mulai dengan membuat film porno yang dibintangi orang mirip sang proklamator itu hingga menyuplai senjata untuk pemberontakan di Indonesia.

Bukan hanya itu, Amerika juga dikabarkan telah mencoba mendekati militer Indonesia.

Adapun Menteri/Panglima Angkatan Darat Letnan Jenderal (Letjen) Ahmad Yani disebut sebagai orang dalam lingkaran militer Indonesia yang dapat digunakan oleh Amerika.

Kala itu, Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Howard Jones, juga disebut telah mengirim pesan telegram kepada Menteri Luar Negeri AS dan menyebut bahwa Jenderal A.H. Nasution adalah seorang antikomunis yang dapat dipercaya.

Kedekatan sejumlah jenderal militer Indonesia dengan AS kemudian memunculkan isunya adanya Dewan Jenderal yang hendak menggulingkan Soekarno.

Inilah latar belakang pecahnya Gerakan 30 September yang berakhir dengan kegagalan.

AS disebut telah mengendus rencana G30S. Sebab, dalam pesan telegram kepada Menlu, Howard Jones juga mengatakan bahwa pemberontakan itu tidak akan berhasil.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com