Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alfred Russel Wallace, Peneliti Flora dan Fauna Inggris di Indonesia

Kompas.com - 21/09/2022, 18:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Alfred Russel Wallace adalah naturalis asal Inggris yang meneliti flora dan fauna di Indonesia pada awal abad ke-19.

Ia juga dikenal sebagai pencetus Teori Evolusi lewat seleksi alam. Wallace kerap melakukan penelitian lapangan, seperti di Sungai Amazon dan Kepulauan Melayu (Nusantara).

Ketika sedang meneliti di Indonesia, Wallace mengidentifikasi pembagian fauna yang sekarang dikenal sebagai Garis Wallace.

Garis Wallace adalah garis yang memisahkan geografi hewan Asia dan Australasia.

Berikut ini biografi Alfred Russel Wallace:

Baca juga: Fridtjof Nansen, Penjelajah Penerima Nobel Perdamaian dari Norwegia

Masa muda

Alfred Russel Wallace lahir pada 8 Januari 1823, di Desa Llanbadoc, Wales.

Ia merupakan anak ketujuh dari sembilan bersaudara dari pasangan suami istri Thomas Vere Wallace dan Mary Anne Greenel.

Ayahnya, Thomas, adalah seorang sarjana hukum, sedangkan sang ibu berasal dari keluarga Inggris kelas menengah di Hertford, London.

Ketika Alfred berusia lima tahun, keluarganya berpindah ke Hertford. Sewaktu di sana, Alfred mengenyam pendidikan di Hertford Grammar School.

Akan tetapi, Alfred terpaksa harus putus sekolah karena keluarganya terlibat masalah keuangan pada 1836, ketika dia berusia 14 tahun.

Alfred kemudian pindah ke London dan tinggal bersama kakaknya, John, yang saat itu sedang bekerja paruh waktu.

Selama di London, Alfred sering menghadiri berbagai acara ceramah dan membaca buku-buku yang ada di London Mechanics Institute.

Satu tahun kemudian, 1837, Alfred meninggalkan London untuk bekerja bersama kakaknya William sebagai pekerja magang selama enam tahun.

Sayangnya, antara tahun 1840-1843, bisnis William mulai mengalami penurunan sehingga Alfred pun harus berhenti bekerja.

Alfred kemudian dipekerjakan di Sekolah Tinggi di Leicester sebagai pengajar menggambar, membuat peta, dan melakukan survei.

Alfred pun banyak menghabiskan waktunya membaca buku di perpustakaan Leicester.

Baca juga: Juan Ponce de Leon, Penjelajah Spanyol yang Mengidamkan Air Keabadian

Karier

Suatu hari, Alfred bertemu dengan seorang entomolog (ilmuwan serangga) bernama Henry Bates.

Kala itu, Bates yang baru berusia 19 tahun sudah menerbitkan makalah yang membahas mengenai kumbang dalam jurnal Zoologist tahun 1843.

Sejak pertemuan itu, Alfred dan Bates pun menjadi sahabat dekat dan kerap mengumpulkan berbagai serangga bersama-sama.

Lebih lanjut, pada 1845, Alfred bekerja sebagai seorang insinyur sipil di sebuah perusahaan yang sedang melakukan survei untuk proposal jalan kereta api di Lembah Neath.

Survei lapangan yang dilakukan Alfred pun banyak menghabiskan waktunya di alam terbuka, seperti pedesaan.

Oleh karena itu, gairah Alfred dalam mengumpulkan serangga semakin tinggi.

Baca juga: Percy Fawcett, Penjelajah yang Hilang dalam Ekspedisi ke Amazon

Memulai penelitian

Kesukaan Alfred dalam membaca kisah para naturalis seperti Alexander von Humboldt, Charles Darwin, dan William Henry Edwards, membuat Alfred memutuskan untuk melakukan hal yang sama.

Alfred ingin bepergian ke luar negeri sebagai seorang naturalis.

Pada 1848, Alfred dan sahabatnya, Henry Bates, berangkat ke Brasil menggunakan kapal Mischief.

Tujuan kepergian mereka ke Brasil adalah untuk mengumpulkan spesimen serangga dan berbagai hewan lainnya di Hutan Amazon untuk koleksi pribadi dan menjual duplikatnya ke museum-museum di Inggris.

Selama kurang lebih lima tahun mengitari Brasil, mereka telah mengumpulkan beragam spesimen hewan, membuat catatan penduduk dan bahasa yang mereka temui di sana, serta geografi, flora, dan faunanya.

Pada 12 Juli 1852, Alfred dan Bates kembali ke Inggris.

Nahasnya, setelah 26 hari berlayar, kapal yang ditumpangi Alfred dan Bates terbakar dan menghanguskan semua spesimen yang dia bawa di kapal tersebut.

Pada akhirnya, Alfred dan Bates berhasil berlabuh kembali di Inggris pada 1 Oktober 1852, dengan hanya membawa beberapa catatan kecil yang berhasil diselamatkan dari kobaran api.

Dari catatan-catatan tersebut Alfred berhasil menulis dua buku yang bertajuk Palm Trees of the Amazon and Their Uses dan Travels on the Amazon.

Baca juga: Fa Hien, Penjelajah China Pertama yang Pernah ke Jawa

Melakukan penelitian di Indonesia

Pada 1854 hingga 1862, Alfred memutuskan untuk kembali melakukan penjelajahan sebagai naturalis di Kepulauan Melayu atau Hindia Timur (sekarang Singapura, Malaysia, dan Indonesia).

Masih dengan tujuan yang sama, Alfred ingin mengumpulkan spesimen hewan dan mempelajari sejarah alam di sana.

Selama di Indonesia, Alfred telah mengumpulkan satu set 80 kerangka burung.

Tidak hanya itu, Alfred juga menyadari adanya perbedaan zoologi yang mencolok di seberang sebuah selat kecil di kepulauan tersebut yang membuatnya mengusulkan pembentukan batas wilayah geografi hewan atau sekarang disebut Garis Wallace.

Selama masa penjelajahannya di Kepulauan Melayu, Alfred telah mengumpulkan sebanyak lebih dari 126.000 spesimen.

Selain mengumpulkan spesimen, Alfred juga mempertajam pemikirannya mengenai evolusi dan akhirnya melahirkan teori evolusi atau seleksi alam.

Setelah sekitar delapan tahun meneliti di Kepulauan Melayu, Alfred kembali ke Inggris pada 1962.

Empat tahun berselang, 1866, Alfred memutuskan menikah dengan kekasihnya, Annie Mitten.

Baca juga: Tokoh-tokoh Penjelajah Samudra dari Inggris

Wafat

Seusai tidak lagi melakukan penjelajahan, Alfred menyibukkan diri dengan menulis buku-buku yang membahas mengenai zoologi.

Selain itu, dia juga mengelola berbagai koleksinya dan pergi berceramah di berbagai komunitas ilmu pengetahuan, seperti Zoological Society of London.

Alfred telah mengumpulkan banyak sekali koleksi flora dan fauna yang disimpan di dalam lemari.

Semua koleksinya terdiri dari 1.700 serangga dari beragam jenis termasuk kupu-kupu, kumbang, lalat, lebah, belalang sembah, dan tarantula.

Alfred Russel Wallace pada akhirnya tutup usia pada 7 November 1913, dalam usia 90 tahun di rumahnya.

Jasadnya kemudian dikebumikan di Pemakaman Broadstone di Broadstone, Dorset, Inggris, yang dipugar oleh A.R. Wallace Memorial Fund pada 2000.

 

Referensi:

  • Raby, Peter. (2011). Alfred Russel Wallace. New York: Random House.
  • Raby, Peter. (2002). Alfred Russel Wallace: A Life. Princeton University Press. 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com