Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masa Bersiap, Pembantaian Orang Belanda Selama Revolusi Kemerdekaan

Kompas.com - 09/09/2022, 08:00 WIB
Tri Indriawati

Penulis

Sumber Kompas.com

Sejarawan sekaligus tokoh pers Indonesia, Rosihan Anwar, menuliskan kesaksian seputar Periode Bersiap dalam bukunya yang berjudul "Napak Tilas ke Belanda. 60 Tahun Perjalanan Wartawan KMB 1949".

"Masa itu dikenal sebagai masa perjuangan: Bersiap. Belanda menamakannya Bersiap-periode. Bila malam telah tiba, rakyat di gang dan lorong kecil waktu mendengar aba-aba teriakan 'siap' lalu mengambil tempat di balik barikade rintangan dengan bersenjata bambu runcing, golok, satu, dua senjata api, seperti pistol, menantikan kedatangan serdadu-serdaru Nica-Belanda yang lewat. Bentrokan senjata terjadi. Korban berjatuhan di kedua belah pihak."

Pada dasarnya, istilah Bersiap lebih banyak digunakan dalam tulisan-tulisan sejarah dan hasil penelitian akademis Belanda, tetapi justru kurang dikenal di Indonesia.

Indonesia lebih sering menyebut periode itu sebagai Revolusi Nasional Indonesia atau Agresi Militer, yakni masa-masa mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda pada periode 1945-1950.

Sejarawan Indonesia, Bonnie Triyana, sempat menyoal penggunaan istilah Bersiap yang dinilai memiliki kesan rasisme.

Bonnie Triyana pun sempat meminta Belanda menghapuskan istilah Bersiap.

Opini tersebut dituangkan Bonnie Triyana dalam artikel berjudul "Schrap term 'Bersiap' voor periodisering want die is racistisch" atau "Hapus istilah 'Bersiap' dalam periodisasi tersebut karena rasis" yang ditayangkan di situs NRC.

Tulisan tersebut juga tayang dalam edisi cetak pada 12 Januari 2022, tetapi dengan judul berbeda yakni "Simplicerende term 'Bersiap' deugt niet als periode-naam" atau "Penyederhanaan istilah 'Bersiap' karena tidak masuk akal untuk periode tersebut".

Akan tetapi, Belanda tetap menggunakan istilah Bersiap untuk menyebut periode kekerasan yang terjadi pada masa revolusi nasional Indonesia.

Kronologi Masa Bersiap

Periode Bersiap dimulai sejak 7 Oktober 1945 dengan upaya para pemuda Indonesia untuk menghalangi pedagang yang hendak menjual kebutuhan pokok kepada orang-orang Belanda.

Rumah Asisten Wedana Depok pun dirampok pada hari itu. 

Selanjutnya, wilayah Depok dirampas oleh Pemoeda pada 9 Oktober 1945 dan lima rumah warga dirampok.

Keesokan harinya, gedung pangan di Depok diserbu oleh para gelandangan.

Pada 11 Oktober 1945, pertempuran dalam Masa Bersiap dilanjutkan dengan serangan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) terhadap Belanda. Serangan ini dikenal dengan istilah Gedoran.

Kerusuhan berlanjut pada 13 Oktober 1945, ketika segerombolan orang menyerbu Belanda dan menewaskan 10 korban jiwa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com