Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Raden Saleh: Sang Pelukis Raja

Kompas.com - 03/09/2022, 08:00 WIB
Tri Indriawati

Penulis

Raden Saleh berlayar ke Belanda pada 1829. Pada awalnya, ia tidak berniat tinggal lama di Belanda.

Namun, akhirnya, ia memilih menetap lebih lama di Eropa untuk belajar berhitung, bahasa Belanda, dan litografi.

Raden Saleh pun dapat belajar selama dua tahun di Belanda berkat rekomendasi dari Payen serta dukungan Reinwardt dan Van der Capellen.

Untuk belajar di Eropa, Raden Saleh disebut menerima beasiswa senilai 2.000 gulden dari pemerintah Hindia Belanda.

Selama belajar di Belanda, Raden Saleh diawasi oleh Gubernur Jenderal bernama J.C. Baud.

Dalam sebuah tulisan, Baud menggambarkan sosok Raden Saleh sebagai seorang pelukis Jawa yang ajaib.

"Dalam pengawasanku waktu ini, ada seorang Jawa bernama Raden Saleh yang ajaib dalam hal seni menggambar. Aku sudah memperkenalkannya kepada Kruseman (Cornelis Kruseman, seorang pelukis Belanda), dan sekarang empat jam sehari ia berada di sanggar pelukis yang penuh cita rasa itu," tulis Baud.

Beberapa lama kemudian, Raden Saleh pindah ke Den Haag dan belajar dari seorang pelukis terkenal Belanda bernama Andreas Schelfhout.

Selama belajar di sana, Raden Saleh menyalin karya para pelukis Belanda, khususnya lukisan Stier (Banteng) karya Potter.

Lantaran senang belajar seni lukis di Eropa, Raden Saleh pun akhirnya menetap lebih dari dua tahun di Belanda.

Ia selalu menolak ketika ditawari untuk kembali ke Jawa.

Raden Saleh kemudian menyewa kamar sendiri dan menyimpan buku catatan tentang uang sewa dan biaya makan siang.

Ia juga mendapat sanggarnya sendiri sehingga tidak lagi mencemaskan persoalan keuangan.

Raden Saleh pun menjadi pelopor para mahasiswa Indonesia untuk datang dan belajar di Belanda.

Baca juga: Biografi Max Weber, Pencetus Dasar Sosiologi Modern

Aksi Raden Saleh membuat gundah pemerintah kolonial Hindia Belanda.

Pemerintah Hindia Belanda khawatir Raden Saleh akan membawa gagasan-gagasan untuk menentang kolonialisme ke Jawa.

Pelukis Raja

Pemerintah Belanda mulai cemas Raden Saleh akan membawa gagasan untuk memberontak jika ia dikembalikan ke Jawa.

Apalagi, pada masa itu, baru saja pecah Perang Jawa dan Belanda belum lama memadamkan pemberontakan Pangeran Diponegoro.

Oleh karena itu, pada 1834, pemerintah Hindia Belanda mulai berembuk tentang permintaan Raden Saleh untuk menuda kepulangannya ke Jawa

Pemerintah Hindia Belanda pun menyadari bahwa terlalu berbahaya memulangkan Raden Saleh ke Jawa.

Akhirnya, mereka menyetujui permohohan Raden Saleh untuk tinggal selama dua tahun lagi di Belanda, tetapi dengan catatan beasiswanya dicabut.

Pada 1837, pemerintah Belanda kembali menangguhkan kepulangan Raden Saleh ke Jawa dan ia diberi waktu dua tahun lebih lama untuk tinggal di sana.

Dua tahun kemudian, pada 1839, Raden Saleh pergi ke Jerman  untuk menimba ilmu melukis dengan status tamu kehormatan Kerajaan Jerman.

Ia tinggal di Jerman selama lima tahun untuk menimba ilmu melukis.

Pada 1844, Raden Saleh kembali ke Belanda dan sudah terkenal sebagai seorang pelukis besar.

Bahkan, Raja Willem II pun menganugerahkan Bintang Eikenkroon, sebuah tanda penghargaan dari Luxemburg, kepada Raden Saleh.

Setelah itu, Raden Saleh diangkat sebagai pelukis istana atau pelukis raja oleh Raja Willem III.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com