Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Max Weber, Pencetus Dasar Sosiologi Modern

Kompas.com - 27/08/2022, 14:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Max Weber merupakan seorang ahli politik, ekonomi, filsafat, dan sosiologi asal Jerman.

Ia menulis berbagai karya yang kemudian menjadi dasar soiologi modern hingga berpengaruh pada beberapa cabang ilmu pengetahuan.

Max Weber lahir dari keluarga yang memiliki budaya intelektual tinggi. Oleh sebab itu, ia pun tumbuh menjadi seorang ilmuwan besar.

Baca juga: Biografi Achmad Soebardjo, Menteri Luar Negeri Pertama Indonesia

Biografi Max Weber

Max Weber memiliki nama lengkap Maximilian Karl Weber. Ia lahir di Erfurt, Saxony, Prussia pada 21 April 1864.

Ia adalah anak dari pasangan Max Weber Sr dan Helene Fallenstein Weber.

Ayah Weber, Max Weber Sr merupakan seorang pengacara aktif dan secara politik cenderung bekerja untuk kesenangan duniawi.

Sementara itu, ibu Weber, Helene Fallenstein Weber, lebih memilih gaya hidup yang suka bertapa.

Meski terdapat pandangan hidup yang berbeda antara ayah dan ibunya, kehidupan Max Weber saat kecil sudah dipenuhi dengan intelektual dan wacana.

Max Weber kecil suka meremehkan gurunya ketika di sekolah. Meski demikian, Max Weber melahap segala literatur klasik secara mandiri.

Setelah menyelesaikan sekolahnya, Max Weber belajar hukum, sejarah, filsafat, dan ekonomi di Universitas Heidelberg.

Max Weber kemudian melanjutkan pendidikannya pada 1884 di Universitas Berlin.

Ia lulus ujian pengacara pada 1886 dan meraih gelar Ph.D. Pada 1889, Weber menyelesaikan tesisnya dan memungkinkan mendapatkan posisi di bidang akademis.

Baca juga: Biografi Sayuti Melik: Tokoh yang Mengetik Naskah Proklamasi

Karier Max Weber

Pada 1893, Max Weber menikah dengan Marianne Schnitger yang merupakan sepupu jauhnya.

Ia kemudian mendapat pekerjaan mengajar ekonomi di Universitas Freiburg pada 1894.

Kemudian, pada 1896, Max Weber kembali ke Universitas Heidelberg sebagai seorang profesor.

Pada 1897 hingga 1903, Max Weber mengalami masalah mental, depresi, kecemasan, dan insomnia, sehingga tidak memungkinkan baginya untuk mengajar.

Pada 1903, Max Weber kembali bekerja sebagai editor di sebuah jurnal ilmu sosial terkemuka.

Pada 1904, Max Weber diundang untuk memberikan kuliah di sebuah kongres seni dan sains di St. Louis, Missouri.

Adapun pidato Max Weber saat itu kemudian dikenal luas karena esainya yang berjudul Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme.

Esai tersebut kemudian diterbitkan pada 1904 dan 1905 yang membahas bahwa kebangkitan kapitalisme modern disebabkan oleh Protestanisme, khususnya Calvinisme.

Meninggal dunia

Ketika Pecah Perang Dunia I (1914-1919), Max Weber menjadi sukarelawan sebagai pelayan medis.

Baca juga: Jumlah Korban Perang Dunia II Lebih dari 60 Juta Jiwa

Saat itu, Max Weber menerbitkan tiga buku tentang agama dalam konteks sosiologis. Adapun karyanya berupa:

  • The Religion of China (1916).
  • The Religion of India (1916).
  • Ancient Yudaism (1917-1918).

Karya Max Weber tersebut mengontraskan agama dan budaya masing-masing negara dengan dunia Barat yang menimbang pentingnya faktor ekonomi, agama, hingga sejarah.

Pada 1918, Max Weber kembali mengagajar. Ia juga ingin menerbitkan volume tambahan tentang Kekristenan dan Islam.

Akan tetapi, ketika wabah Flu Spanyol melanda dunia, Max Weber menjadi korban dan meninggal dunia di Munich, Jerman pada 14 Juni 1920.

Adapun naskah tentang Ekonomi dan Masyarakat yang belum selesai ditulis Max Weber, kemudian disempurnakan oleh istrinya dan diterbitkan pada 1922.

Tulisan Max Webber tersebut kemudian membantu membentuk dasar soiologi modern.

Pengaruh pemikiran Max Weber pun menyebar ke seluruh bidang sosiologi, politik, agama, dan ekonomi.

 

Referensi:

  • Arisandi, Herman. (2015). Buku Pintar Pemikiran Tokoh-Tokoh Sosiologi Dari Klasik Sampai Modern. Yogyakarta: IRCiSoD.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com