Pada 1897 hingga 1903, Max Weber mengalami masalah mental, depresi, kecemasan, dan insomnia, sehingga tidak memungkinkan baginya untuk mengajar.
Pada 1903, Max Weber kembali bekerja sebagai editor di sebuah jurnal ilmu sosial terkemuka.
Pada 1904, Max Weber diundang untuk memberikan kuliah di sebuah kongres seni dan sains di St. Louis, Missouri.
Adapun pidato Max Weber saat itu kemudian dikenal luas karena esainya yang berjudul Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme.
Esai tersebut kemudian diterbitkan pada 1904 dan 1905 yang membahas bahwa kebangkitan kapitalisme modern disebabkan oleh Protestanisme, khususnya Calvinisme.
Ketika Pecah Perang Dunia I (1914-1919), Max Weber menjadi sukarelawan sebagai pelayan medis.
Baca juga: Jumlah Korban Perang Dunia II Lebih dari 60 Juta Jiwa
Saat itu, Max Weber menerbitkan tiga buku tentang agama dalam konteks sosiologis. Adapun karyanya berupa:
Karya Max Weber tersebut mengontraskan agama dan budaya masing-masing negara dengan dunia Barat yang menimbang pentingnya faktor ekonomi, agama, hingga sejarah.
Pada 1918, Max Weber kembali mengagajar. Ia juga ingin menerbitkan volume tambahan tentang Kekristenan dan Islam.
Akan tetapi, ketika wabah Flu Spanyol melanda dunia, Max Weber menjadi korban dan meninggal dunia di Munich, Jerman pada 14 Juni 1920.
Adapun naskah tentang Ekonomi dan Masyarakat yang belum selesai ditulis Max Weber, kemudian disempurnakan oleh istrinya dan diterbitkan pada 1922.
Tulisan Max Webber tersebut kemudian membantu membentuk dasar soiologi modern.
Pengaruh pemikiran Max Weber pun menyebar ke seluruh bidang sosiologi, politik, agama, dan ekonomi.
Referensi: