Lebih lanjut, pada 14 April 2010, pemerintah Kota Jakarta Utara sedang berupaya melakukan eksekusi terhadap lahan di sekitar makam Mbah Priok yang kala itu masih dipermasalahkan oleh ahli waris Mbah Priok dan Pelindo II.
Mengetahui hal tersebut, ribuan penduduk dan masyarakat sekitar Tanjung Priok tanpa aba-aba langsung melakukan aksi penyerangan terhadap aparat keamanan.
Ribuan massa menyerang Satpol PP, polisi, dan membakar mobil-mobil yang ada di sana.
Kerusuhan pada hari itu berlangsung anarkis dan tragis selama beberapa kali sejak pagi hari.
Baca juga: Tragedi Kebakaran Mal Klender 1998
Untuk mengusut masalah ini, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta membentuk panitia khusus (pansus).
DPRD DKI Jakarta juga meminta kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia untuk menyelidiki lebih lanjut kemungkinan adanya pelanggaran HAM dalam bentrokan dalam tragedi Mbah Priok.
Kemudian, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberi delapan solusi pasca-tragedi Mbah Priok, yakni:
Pada akhirnya, Pemda DKI Jakarta menggelar mediasi atau penyuluhan guna menyelesaikan permasalahan ini dengan mengundang pihak-pihak yang berkonflik, yakni Pelindo II, ahli waris makam Mbah Priok, perwakilan warga, Kapolda Metro Jaya, Kepala Satpol PP DKI, Wali Kota Jakarta Utara.
Baca juga: Kronologi Tragedi Rumah Geudong
Dampak tragedi Mbah Priok adalah tewasnya tiga anggota Satpol PP, 28 orang luka berat, 21 orang luka sedang, dan 148 orang luka ringan.
Selain itu, kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah juga memburuk. Sebab, dalam peristiwa ini, dapat dilihat adanya sikap kurang manusiawi yang ditunjukkan oleh pemerintah dalam melindungi warganya sendiri.
Di samping dampak sosial, segi ekonomi juga menjadi sangat terganggu akibat tragedi Mbah Priok.
Sekretaris Jenderal Gabungan Perusahaan Eskpor Indonesia (GPEI), Toto Dirgantoro, memperkirakan kerugian industri ekspor-impor mencapai puluhan miliar rupiah dalam sehari ketika kerusuhan di sekitar Makam Mbah Priok berlangsung.
Sementara itu, sektor angkutan sudah merugi sebanyak Rp 10 miliar karena tragedi Mbah Priok.
Referensi: