Selain di ASRI Yogyakarta, Edhi juga menjadi pengajar di Akademi Kesenian Surakarta (1958-1959) dan di Institut Keguruan Ilmu Pendidikan Negeri (IKIP) Yogyakarta (1967-1981).
Kemudian, antara 1985-1990, Edhi merupakan pengajar sekaligus Sekretaris Senat di ISI Yogyakarta.
Baca juga: Biografi Asrul Sani, Tokoh Penting Gelanggang Seniman Merdeka
Pada 1959, bersama Keluarga Arca, Edhi Sunarso diberi tanggung jawab atas pengerjaan relief di Museum Perjuangan Yogyakarta.
Di tengah kesibukan itu, Edhi dipanggil oleh Presiden Soekarno ke Jakarta.
Ternyata, ia dipercaya membuat Monumen Selamat Datang untuk menyambut para atlet peserta ASEAN Games yang akan digelar pada 1962.
Pada 1961, Monumen Selamat Datang pun telah selesai dipasang di Bundaran Hotel Indonesia (HI).
Selain itu, ada dua monumen lagi yang dipesan langsung oleh Presiden Soekarno kepada Edhi.
Yakni Monumen Pembebasan Irian Barat (1963) dan Monumen Dirgantara atau Patung Pancoran (1970).
Sayangnya, Monumen Dirgantara tidak sempat diresmikan oleh Soekarno, yang lebih dulu meninggal.
Baca juga: Sejarah Monumen Nasional (Monas)
Sepeninggal Soekarno, Edhi tetap dipercaya menggarap patung dan monumen perjuangan, salah satunya Monumen Nasional (Monas).
Edhi Sunarso meninggal pada 4 Januari 2016 di Yogyakarta akibat infeksi pernapasan akut.
Selama aktif berkarya lewat seni patung, Edhi Sunarso banyak mendapatkan penghargaan dari dalam maupun luar negeri.
Beberapa penghargaan yang pernah diterimanya di antaranya:
Baca juga: Hamzah Fansuri: Kehidupan, Kiprah, Karya, dan Akhir Hidup
Berikut beberapa karya Edhi Sunarso.
Referensi: