Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Teori Asal-usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Kompas.com - 08/08/2022, 11:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Indonesia adalah negara yang dikenal dengan keberagaman, mulai dari bahasa, suku, ras, budaya, dan agama.

Ada setidaknya 5 teori yang menjelaskan asal-usul keberagaman ini. Berikut ini 5 teori asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia.

Baca juga: Mengapa Nenek Moyang Bangsa Indonesia Bermigrasi?

Teori Yunnan

Menurut teori Yunnan, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunnan, China.

Teori ini didukung dengan penemuan sebuah kapak tua di Nusantara yang pasalnya mempunyai kesamaan dengan kapak di Asia Tengah.

Konon, nenek moyang bangsa Indonesia memiliki budaya kelautan yang sangat kenatl, yaitu sebagai penemu asli perahu bercadik yang menjadi ciri khas kapal-kapal Indonesia zaman itu.

Para penduduk ini kemudian menetap di salah satu wilayah di Nusantara dan disebut sebagai bangsa Melayu Indonesia.

Orang-orang inilah yang disebut-sebut menjadi nenek moyang langsung dari bangsa Indonesia sekarang.

Menurut teori Yunnan, ada tiga gelombang perpindahan atau migrasi yang dilakukan nenek moyang bangsa Indonesia, yaitu:

  • Proto Melayu (2500 SM)
  • Deutro Melayu (1500 SM)
  • Melanesoid (70.000 SM)
  • Bangsa primitif
  • Manusia pleistosen atau purba
  • Suku Wedoid
  • Suku Negroid

Baca juga: Bangsa Proto Melayu: Jalur Persebaran, Ciri-ciri, dan Peninggalan

Teori Nusantara

Teori Nusantara menyebutkan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Indonesia sendiri, bukan dari luar.

Teori ini juga didukung oleh beberapa ahli ternama, seperti Muhammad Yamin, Gorys Keraf, dan J Crawford.

Teori ini mengatakan bangsa Melayu merupakan bangsa dengan peradaban tinggi.

Selain itu, ada juga kemungkinan jika orang Melayu merupakan keturunan dari Homo Soloensis dan Homo Wajakensis.

Baca juga: Homo Wajakensis: Penemu, Kehidupan, dan Ciri-ciri

Teori Out of Taiwan

Selanjutnya ada teori out of Taiwan yang mengatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari Taiwan, bukan daratan China.

Mereka diperkirakan datang dari Taiwan melalui Filipina sekitar tahun 4.500-3.000 SM.

Lalu, sekitar tahun 3500-2000 SM, mereka melakukan migrasi ke Indonesia lewat Sulawesi dan akhirnya menyebar ke berbagai pelosok Nusantara.

Menurut pendekatan linguistik, dijelaskan juga bahwa dari keseluruhan bahasa yang digunakan suku-suku di Nusnatara saat itu memiliki rumpun yang sama, yaitu rumpun Austronesia.

Dengan demikian, dari segi bahasa dapat dilihat bahwa orang-orang Indonesia mengadopsi budaya Austronesia dan mengembangkannya sampai menjadi bahasa Indonesia seperti sekarang.

Selain itu, menurut hasil riset genetika, dari ribuan kromosom tidak ditemukan adanya kecocokan dengan pola genetika di wilayah China.

Baca juga: Teori Out of Africa, Asal-usul Manusia Modern

Teori Out of Africa

Teori Out of Africa mengemukakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Afrika.

Teori ini menyatakan salah satu jenis manusia purba, yaitu Homo Sapiens adalah spesies manusia modern yang merupakan nenek moyang kita.

Homo Sapiens diperkirakan muncul sejak 120.000 tahun yang lalu, ketika bumi sedang mengalami lonjakan populasi manusia.

Mereka kemudian menyebar ke seluruh dunia antara tahun 200.000 hingga 100.000 tahun yang lalu.

Akan tetapi, ada juga salah seorang ilmuwan menyatakan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa gen manusia modern bercampur dengan gen spesies manusia purba.

Baca juga: Teori Out of Taiwan: Kebudayaan dan Bukti Sejarah

Teori menurut para ahli

Teori terakhir adalah teori menurut para ahli.

Ada lima ahli yang mengemukakan teori mereka masing-masing mengenai asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia, berikut penjelasannya.

Drs. Moh Ali

Drs. Moh Ali adalah salah satu tokoh yang mendukung teori Yunnan.

Drs. Moh Ali berpendapat bahwa bangsa Indonesia itu berasal dari daerah Mongol, yang terdesak oleh bangsa-bangas yang lebih kuat sehingga memutuskan migrasi menuju selatan.

Gelombang pertama proses migrasi terjadi dari tahun 3000-1500 SM dengan ciri-ciri kebudayaan Neolitikum yang masih menggunakan perahu bercadik satu.

Lalu, gelombang kedua terjadi dari tahun 1500-500 SM dengan menggunakan perahu bercadik dua.

Dasar pendapaat Drs. Moh Ali didukung dari ditemukannya kapak tua di wilayah Nusantara yang mirip dengan kapak tua di Kawasan Asia Tengah.

Baca juga: Proses Kedatangan Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Prof. H. Kroom

Prof. H. Kroom menyakini asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daerah China Tengah, karena di daerah tersebut terdapat sumber-sumber sungai besar.

Setelah itu, mereka menyebar ke Indonesia, sekitar tahun 2000-1500 SM.

Prof. Moh. Yamin

Moh. Yamin menyatakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Indonesia sendiri, bukan dari daerah luar.

Pendapat Moh. Yamin didasari dengan penemuan fosil dan artefak yang lebih banyak di wilayah Indonesia dibandingkan daerah lain di Asia.

Contohnya penemuan manusia purba seperti Homo Soloensis dan Homo Wajakensis.

Baca juga: Homo Soloensis: Penemu, Ciri-ciri, dan Hasil Kebudayaan

Von Heine-Geldern

Selanjutnya teori yang dikemukakan oleh Von Heine-Geldern. Ia menyatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari daerah Campa, Cochinchina, dan Kamboja.

Pendapat Geldern didukung dengan penemuan artefak-artefak di Indonesia yang memiliki banyak kesamaan dengan artefak yang ditemukan di daratan Asia.

Selain itu, Geldern juga menyakini kelompok ras dominan yang datang ke Indonesia adalah ras yang memiliki postur tubuh besar dengan tinggi badan sekitar 155cm.

Dr. Brandes

Dr. Brandes menyatakan bahwa suku-suku yang mendiami kepulauan di Indonesia memiliki kesamaan dengan orang-orang yang tinggal di daerah sebelah utara Pulau Formosa (Taiwan), sebelah selatan Jawa dan Bali, serta setelah timur sampai ke tepi barat Amerika.

Baca juga: Apa Bedanya China, Taiwan, Hong Kong, dan Macau?

Hogen

Hogen berpendapat bahwa bangsa yang menempati daerah pesisir Melayu berasal dari Sumatera.

Mereka lalu bercampur dengan bangsa Melayu, yang disebut sebagai Proto-Melayu dan Deutro Melayu.

Proto-Melayu kemudian menyebar ke daerah di Kepulauan Nusantara pada 3000-1500 SM, sedangkan Deutro-Melayu menyebar sekitar 1500-500 SM.

 

Referensi:

  • Hernadi, Edi. (2013). Sejarah Nasional Indonesia. Jawa Timur: Uwais Inspirasi Indonesia.
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com