Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Persebaran Nenek Moyang Indonesia

Kompas.com - Diperbarui 24/01/2022, 19:57 WIB
Serafica Gischa

Penulis

KOMPAS.com - Sama seperti dikebanyakan negara, Indonesia tentu juga pernah dihuni berbagai jenis manusia purba. Kebanyakan dari mereka tentu sudah punah karena perkembangan zaman. 

Meskipun beberapa di antara mereka masih bertahan, pastinya sudah mengalami perubahan secara perlahan. Salah satu yang masih bertahan adalah Homo wajakensis. 

Tri Worosetyaningsih dalam buku Kehidupan Masyarakat Pada Masa Praaksara, Masa Hindu Budha, dan Masa Islam (2019) mengatakan bahwa persebaran nenek moyang bangsa Indonesia ke arah timur dan barat. 

Di bagian timur, mereka berada di Papua, Pulau Seran, Sulawesi Selatan, dan Kepulauan Kai. Untuk di bagian barat, mereka menetap di Sumatera Timur. 

Nenek moyang bangsa Indonesia yang menurunkan generasi paling banyak sekarang ini dipelajari berasal dari Benua Asia. Menurut von Heine Gelden, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daerah Yunan.

Diperkirakan sejak tahun 2000 Sebelum Masehi hingga 50-0 Sebelum Masehi, terjadi gelombang perpindahan dari bagian Asia (Yunan) ke wilayah nusantara.

Baca juga: Teori Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Pendapat tersebut dikuatkan dengan kesamaan hasil kebudayaan yang ditemukan berupa beliung atau kapak persegi di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi bagian barat.

Alat yang berupa kapak persegi atau beliung ini juga ditemukan di Siam, Burma, Vietnam, Kamboja, dan khususnya di Yunan.

Dua gelombang nenek moyang

Kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia tersebar ke seluruh Indonesia. Persebaran nenek moyang di Indonesia terbagi menjadi dua gelombak, yakni: 

Proto Melayu (Melayu tua)

Bangsa Proto Melayu tiba di Indonesia sekitar 2000 Sebelum Masehi. Mereka membawa budaya neolitikum (batu baru). Arah persebarannya terdiri dari dua cabang, yaitu:

  1. Cabang pertama adalah bangsa yang membawa peralatan kapak lonjong dan disebut sebagai ras Papua-Melanososid, kemudian menyebar ke Sulawesi Utara, Maluku, dan Papua.
  2. Cabang kedua adalah bangsa Proto Melayu yang disebut ras Austronesia. Ras ini menyebar melalui Malaya, Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan pulau-pulau lain. Hasil kebudayaan yang mereka bawa adalah kapak persegi.

Baca juga: Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Bangsa Deutero Melayu (Melayu muda)

Sekitar tahun 500 Sebelum Masehi, bangsa Deutero Melayu tiba di Kepulauan Indonesia. Kedatangan mereka tidak serta merta hanya singgah, melainkan juga menetap. 

Mereka juga membawa kebudayaan logam yang berasal dari Vietnam Utara. Kebudayaan logam yang dibawa seperti nekara, bejana, perunggu, candrasa, arca, dan manik-manik. 

Penyebaran bangsa ini bermula dari daratan Asia ke Thailand, Malaysia, dan menuju Indonesia. 

Gelombang terakhir ini masih tergolong ras Austronesia. Pada perkembangannya, ras Papua-Melanosoid, Asutronesia, dan sisa ras Austro-Melanesoid melahirkan berbagai macam suku bangsa yang tersebar di seluruh Indonesia.

Corak kehidupan nenek moyang bangsa Indonesia menjelang memasuki zaman sejarah dibedakan sebagai berikut:

  1. Masyarakat agraris
  2. Masyarakat bahari
  3. Masyarakat seni
  4. Masyarakat religius

Foto dirilis Rabu (4/12/2019), memperlihatkan Daniel (37) beraktivitas di ladang miliknya yang berada di Dusun Sungai Langer, Desa Mengkiang, Kecamatan Bonti, Sanggau, Kalimantan Barat. Sebagian petani dan peternak di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, telah meninggalkan praktik membuka lahan dengan cara dibakar yang sebelumnya merupakan hal biasa karena sudah menjadi tradisi turun-temurun dari nenek moyang.ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI Foto dirilis Rabu (4/12/2019), memperlihatkan Daniel (37) beraktivitas di ladang miliknya yang berada di Dusun Sungai Langer, Desa Mengkiang, Kecamatan Bonti, Sanggau, Kalimantan Barat. Sebagian petani dan peternak di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, telah meninggalkan praktik membuka lahan dengan cara dibakar yang sebelumnya merupakan hal biasa karena sudah menjadi tradisi turun-temurun dari nenek moyang.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serat Wulangreh Pupuh Durma

Serat Wulangreh Pupuh Durma

Skola
Kerajaan Islam di Sumatera yang Masih Berdiri

Kerajaan Islam di Sumatera yang Masih Berdiri

Skola
Patrape Nggawa Basa Jawa

Patrape Nggawa Basa Jawa

Skola
Langkah-langkah Memainkan Alat Musik Tradisional

Langkah-langkah Memainkan Alat Musik Tradisional

Skola
15 Contoh Kalimat Menggunakan Who, Whom, dan Whose

15 Contoh Kalimat Menggunakan Who, Whom, dan Whose

Skola
Jeneng Satriya lan Kasatriyane

Jeneng Satriya lan Kasatriyane

Skola
Komunitas Sosial: Pengertian, Jenis, dan Contohnya

Komunitas Sosial: Pengertian, Jenis, dan Contohnya

Skola
Tembung Tegese Sanalika Basa Jawa

Tembung Tegese Sanalika Basa Jawa

Skola
4 Unsur Stratifikasi Sosial

4 Unsur Stratifikasi Sosial

Skola
Arane Panggonan Bahasa Jawa

Arane Panggonan Bahasa Jawa

Skola
Bedanya Akulturasi dan Asimilasi

Bedanya Akulturasi dan Asimilasi

Skola
13 Patrape Linggih

13 Patrape Linggih

Skola
5 Dampak atau Akibat Berita Bohong

5 Dampak atau Akibat Berita Bohong

Skola
8 Ciri-ciri Berita Bohong atau Hoaks yang Perlu Diketahui

8 Ciri-ciri Berita Bohong atau Hoaks yang Perlu Diketahui

Skola
7 Jenis Berita Bohong atau Hoaks yang Perlu Diketahui

7 Jenis Berita Bohong atau Hoaks yang Perlu Diketahui

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com