Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-Usul Terjadinya Mado-mado atau Marga di Nias

Kompas.com - 06/08/2022, 12:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Karena permasalahan yang pelik, Dewa Sirao kemudian mengadakan sayembara ketangkasan menari di atas sembilan mata tombak di lapangan muka istana.

Sayembara tersebut dimenangkan oleh putra bungsunya yang bernama Luo Mewona. Putra bungsu Sirao ini merupakan putra yang disayanginya dan dihormati oleh rakyat.

Akhirnya, Luo Mewona dinobatkan sebagai raja Teteholi Anaa atau raja lapisan langit pertama menggantikan Sirao.

Sementara itu, untuk menenangkan putra lainnya, Sirao mengizinkan mereka turun ke Tani Niha atau tanah manusia (Nias).

Guna mengawasi tingkah laku kakak-kakaknya, Raja Luo Mewona kemudian menurunkan putra sulungnya yang bernama Silogu ke Tana Niha, tepatnya di Hiambauna Onomondra, Ulu Moroo, Kecamatan Mandrehe sekarang, Nias bagian barat.

Dari kedelapan putra Sirao, empat orang turun dengan selamat dan menjadi leluhur mado atau marga orang Nias. Mereka adalah:

  • Hiawalangi Sinada atau disebut dengan singkatan Hia, yang diturunkan di Boronadu, Kecamatan Gomo, Nias bagian tengah dan menjadi leluhur mado-mado Telaumbanua, Gulo, Mendrofa, dan Harefa.
  • Gozo Helahela Dano atau disebut Gozo yang diturunkan di sebelah barat laut Hilimaziaya, Kecamatan Lahewa, Nias Utara dan menjadi leluhur mado baheha.
  • Daeli Bagambolangi atau Daeli, diturunkan di Tolamera Idanoi, Kecamatan Gunung Sitoli, Nias Timur, dan yang menjadi leluhur mado-mado Gea, Daeli, dan Larosa.
  • Hulu Booroodano atau Hulu, yang diturunkan di suatu tempat di Laehuwa, Kecamatan Alasa, Nias Barat laut, dan yang menjadi leluhur mado-mado Nduru, Buulooloo, dan Hulu.

Sementara itu, Silogu, putra sulung Raja Luo Mewona yang turun di Nias Barat menjadi leluhur mado-mado Zebua, Bawo, dan Zega.

Sedangkan empat putra Sirao yang tak selamat tidak dapat menjadi leluhur orang-orang Nias.

Adapun empat putra Sirao yang tak selamat adalah:

  • Bauwadanoo Hia atau Latura Dano yang menjelma menjadi ular besar yang dikenal dengan Dao Zanaya Tanoo Sisagoro atau Dao Zanaya Tabo Sebolo, yang berarti adalah yang menjadi penadah bumi.
  • Gozo Tuhazanga Rofa yang tak selamat dan masuk ke dalam sungai. Sejak saat itu menjelma menjadi dewa sungai.
  • Lakindrolai Sitambalina yang tertiup angin dan tersangkut di pohon hingga menjelma menjadi Bela Hugugeu atau dewa hutan.
  • Sutusii Kara yang jatuh ke daerah berbatu di daerah Laraga dan menjadi leluhur orang-orang gaib dan memiliki kesaktian kebal.

 

Referensi:

  • Danandjaja, James. (1993). Cerita Rakyat Dari Sumatra. Jakarta: Grasindo.
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com