Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah dan Asal-usul Purbalingga

Kompas.com - 11/07/2022, 14:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Purbalingga merupakan sebuah wilayah yang berada di Provinsi Jawa Tengah.

Nama Purbalingga berdasarkan kosa katanya terdiri atas dua suku kata Sansekerta, yaitu purba dan lingga.

Purba memiliki arti memimpin, atau seorang pemimpin, sedangkan lingga merupakan lambang atau simbol kekuasaan pria.

Kota ini konon didirikan oleh Kyai Arsayuda yang dipercaya menurunkan para bupati Purbalingga.

Kyai Arsayuda merupakan anak dari Kyai Arsantaka.

Baca juga: Sejarah Indonesia: Karesidenan di Pulau Jawa

Sejarah Purbalingga

Sejarah berdirinya Purbalingga tak lepas dari Kyai Arsantaka. Ia adalah tokoh yang dipercaya menurunkan para Bupati Purbalingga.

Kyai Arsantaka memiliki nama Kyai Arsakusuma ketika masih muda. Ia adalah putra dari Bupati Onje II.

Tidak diketahui secara pasti kapan Kyai Arsantaka lahir.

Ketika Kyai Arsantaka berusia dewasa, ia pergi berkelana ke arah timur hingga sampai di suatu daerah yang bernama Desa Masaran.

Sesampainya di desa Masaran, Kyai Arsantaka diangkat anak oleh Kyai Wanakusuma yang masih memiliki garis keturunan Kyai Ageng Giring dari Mataram.

Pada tahun 1760-an, Kyai Arsantaka diangkat menjadi demang di Kademangan Pagendolan yang berada di bawah pemerintahan Karangwelas.

Suatu ketika terjadi perang saudara antara Pangeran Mangkubumo dan Pakubuwana II.

Saat itu, Kyai Arsantaka memihak kepada Pabubuwana II. Oleh karena itu, Adipati Banyumas yang berada di bawah Surakarta, Tumenggung Yudanegara mengangkat putra Kyai Arsantaka menjadi menantu.

Seiring berjalannya waktu, putra Kyai Arsantaka yang bernama Arsayuda menjadi Tumenggung Karangwelas dengan gelar Raden Tumenggung Dipayuda III.

Setelah itu, Arsayuda memindahkan pusat pemerintahan dari Karangwelas ke desa Purbalingga.

Baca juga: Mengapa Papua Nugini Tidak Masuk Indonesia?

Pemindahan pusat pemerintahan tersebut beriringan dengan pembangunan berbagai failitas lainnya.

Sejak saat itulah Purbalingga berkembang hingga saat ini.

 

Referensi:

  • Herusatoto, Budiono. (2008). Banyumas: Sejarah, Bahasa, Watak, Seni, dan Budaya. Yogyakarta: LkIS
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com