Namun, hingga Flu Spanyol berakhir, tidak diketahui secara pasti bagaimana wabah meluas dalam waktu cepat hingga menyebabkan banyak kematian.
Baca juga: Tragedi Munich 1958, Sejarah Kelam Manchester United
Wabah flu 1918 pertama kali menjangkit penduduk Amerika Serikat (AS), tetapi masyarakat dunia lebih mengenal pandemi ini sebagai Flu Spanyol.
Selama Perang Dunia I, Spanyol adalah negara netral, di mana medianya dengan bebas meliput berita, termasuk berita perang dan perkembangan wabah.
Spanyol baru melaporkan kasus pertama terjadi di Madrid pada akhir Mei 1918.
Meski AS telah terjangkit sejak Januari 1918, tetapi saat itu negara-negara Sekutu dan Blok Sentral memberlakukan sensor terhadap pemberitaan wabah agar posisi negaranya dalam perang tidak terganggu.
Karena Spanyol menjadi satu-satunya sumber berita terkait wabah, penduduk dunia pun menganggap virus tersebut berasal dari Spanyol.
Sedangkan Spanyol sendiri percaya wabah ini berasal dari Perancis dan menyebutnya sebagai Flu Perancis.
Selain itu, Spanyol menjadi negara di Eropa yang terdampak paling parah akibat wabah ini.
Baca juga: Kronologi Tragedi Rumah Geudong
Wabah Flu Spanyol menyebabkan keruntuhan pemerintahan dan penduduk Spanyol, bahkan rajanya saat itu, Alfonso XIII, juga dilaporkan terkena penyakit ini.
Terlepas dari namanya, terdapat beberapa teori terkait asal virus H1N1 yang menyebabkan Flu Spanyol.
Sebagian meyakini bahwa virus ini berasal dari Amerika Serikat, karena penduduk negara ini yang pertama kali dilaporkan terkena penyakit ini.
Namun, ada pula yang percaya bahwa wabah Flu Spanyol berasal dari Eropa, bahkan China.
Ketika wabah menyerang pada 1918, dokter dan ilmuwan belum mengetahui penyebab dan cara penanganan yang tepat.
Pada masa itu, vaksin influenza dan antibiotik yang efektif mengobati infeksi juga belum ada.
Ketika jumlah pasien membengkak, sekolah dan rumah-rumah penduduk beralih fungsi sebagai tempat isolasi dan karantina para penderita.