Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Revolusi Rusia 1905: Latar Belakang, Kronologi, dan Akhir

Kompas.com - 26/07/2022, 12:33 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Revolusi Rusia pada 1905 adalah sebuah ketegangan politik dan sosial yang merebak di seluruh wilayah Kekaisaran Rusia.

Revolusi Rusia meliputi gerakan demonstrasi dan serangan buruh, petani, serta militer Kekaisaran Rusia.

Kerusuhan dalam Revolusi Rusia ditujukan kepada pemerintah karena tidak mampu mengatasi persoalan ekonomi dan sosial.

Selain itu, pengambilan keputusan dan kebijakan terhadap persoalan yang substansi juga dianggap kurang tepat oleh rakyat Rusia saat itu.

Baca juga: Bulgaria Volga, Negara Islam Tertua di Daratan Rusia

Keadaan tersebut diperparah dengan kekalahan Rusia dalam Perang Rusia Jepang pada 1904 hingga 1905.

Latar Belakang terjadinya Revolusi Rusia

Pada awal tahun 1900-an atau awal abad ke-20, Kekaisaran Rusia mengalami permasalahan sosial dan ekonomi.

Permasalahan ekonomi ini disebabkan oleh praktek kapitalisme yang membangkitkan kesadaran kaum pekerja di Rusia akan pentingnya berpolitik.

Kemudian permasalahan ekonomi ini diperparah dengan kekalahan Rusia dalam perang melawan Jepang.

Baca juga: Pertempuran Leipzig: Latar Belakang, Kronologi, dan Dampak

Selain itu, Tsar Nicholas II merupakan pemimpin Kekaisaran Rusia yang menjalankan roda pemerintahannya secara otoriter.

Permasalahan tersebut kemudian berdampak pada keresahan yang dialami oleh masyarakat Rusia saat itu.

Sebelumnya, muncul Partai Sosial Demokrat (PSD) yang didirikan oleh George Plekhanov pada 1898.

Pembentukan PSD bertujuan untuk melawan pemerintahan Tsar Nicholas II yang otoriter.

Baca juga: Ketsaran Rusia: Sejarah, Perkembangan, dan Keruntuhan

Pecahnya Revolusi Rusia

Berbagai permasalahan yang terjadi di Kekaisaran Rusia kemudian memicu gerakan demonstrasi pada 9 Januari 1905.

Gerakan ini berakhir dengan pada tewasnya 1.000 demonstran akibat tembakan aparat keamanan.

Aksi 9 Januari 1905 tersebut kemudian dikenal dengan Bloody Sunday.

Pecahnya tragedi Bloody Sunday ini kemudian memicu gerakan revolusi di Rusia.

Revolusi ini diwujudkan dengan cara pemogokan politik dan ekonomi pada 7 Oktober hingga 13 Oktober 1905.

Beberapa tempat, seperti sekolah, kantor pos, telegraf, bank, dan beberapa lembaga lainnya tidak berfungsi karena mogok masal.

Baca juga: STOVIA, Sekolah Dokter Zaman Hindia Belanda

Gerakan mogok ini kemudian memaksa Tsar Nicholas II menandatangani manifesto perbaikan tatanan negara pada 17 Oktober 1905.

Akan tetapi, manifesto yang ditandatangani oleh Nicholas II menyebabkan perpecahan dalam gerakan revolusioner.

Kaum borjuis liberal Rusia kemudian membentuk partai-partai dan menarik diri dari gerakan revolusi.

Hal itu menyebabkan pemberontakan bersenjata di Moskwa pada Desember 1905.

Baca juga: Upaya Penumpasan Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)

Pemberontakan tersebut disebabkan oleh kaum borjuis liberal yang menganggap manifesto sebagai taktik dari otokrasi.

Akhir Revolusi Rusia

Revolusi Rusia berlangsung terjadi hingga pertengahan tahun 1907.

Akhir dari Revolusi Rusia ini kemudian menghasilkan reformasi konstitusional yang meliputi:

  • Pendirian Duma Negara: Majelis legislatif Kekaisaran Rusia
  • Sistem Multi Partai: Sistem demokrasi yang meliputi banyak partai-partai
  • Konstitusi Rusia 1906

 

Referensi:

  • Santoso Az, Lukman. (2015). Arus Pemikiran Lenin ddan Stalin. Yogyakarta: Saufa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com