Revolusi Rusia meliputi gerakan demonstrasi dan serangan buruh, petani, serta militer Kekaisaran Rusia.
Kerusuhan dalam Revolusi Rusia ditujukan kepada pemerintah karena tidak mampu mengatasi persoalan ekonomi dan sosial.
Selain itu, pengambilan keputusan dan kebijakan terhadap persoalan yang substansi juga dianggap kurang tepat oleh rakyat Rusia saat itu.
Keadaan tersebut diperparah dengan kekalahan Rusia dalam Perang Rusia Jepang pada 1904 hingga 1905.
Latar Belakang terjadinya Revolusi Rusia
Pada awal tahun 1900-an atau awal abad ke-20, Kekaisaran Rusia mengalami permasalahan sosial dan ekonomi.
Permasalahan ekonomi ini disebabkan oleh praktek kapitalisme yang membangkitkan kesadaran kaum pekerja di Rusia akan pentingnya berpolitik.
Kemudian permasalahan ekonomi ini diperparah dengan kekalahan Rusia dalam perang melawan Jepang.
Selain itu, Tsar Nicholas II merupakan pemimpin Kekaisaran Rusia yang menjalankan roda pemerintahannya secara otoriter.
Permasalahan tersebut kemudian berdampak pada keresahan yang dialami oleh masyarakat Rusia saat itu.
Sebelumnya, muncul Partai Sosial Demokrat (PSD) yang didirikan oleh George Plekhanov pada 1898.
Pembentukan PSD bertujuan untuk melawan pemerintahan Tsar Nicholas II yang otoriter.
Pecahnya Revolusi Rusia
Berbagai permasalahan yang terjadi di Kekaisaran Rusia kemudian memicu gerakan demonstrasi pada 9 Januari 1905.
Gerakan ini berakhir dengan pada tewasnya 1.000 demonstran akibat tembakan aparat keamanan.
Aksi 9 Januari 1905 tersebut kemudian dikenal dengan Bloody Sunday.
Pecahnya tragedi Bloody Sunday ini kemudian memicu gerakan revolusi di Rusia.
Revolusi ini diwujudkan dengan cara pemogokan politik dan ekonomi pada 7 Oktober hingga 13 Oktober 1905.
Beberapa tempat, seperti sekolah, kantor pos, telegraf, bank, dan beberapa lembaga lainnya tidak berfungsi karena mogok masal.
Gerakan mogok ini kemudian memaksa Tsar Nicholas II menandatangani manifesto perbaikan tatanan negara pada 17 Oktober 1905.
Akan tetapi, manifesto yang ditandatangani oleh Nicholas II menyebabkan perpecahan dalam gerakan revolusioner.
Kaum borjuis liberal Rusia kemudian membentuk partai-partai dan menarik diri dari gerakan revolusi.
Hal itu menyebabkan pemberontakan bersenjata di Moskwa pada Desember 1905.
Pemberontakan tersebut disebabkan oleh kaum borjuis liberal yang menganggap manifesto sebagai taktik dari otokrasi.
Akhir Revolusi Rusia
Revolusi Rusia berlangsung terjadi hingga pertengahan tahun 1907.
Akhir dari Revolusi Rusia ini kemudian menghasilkan reformasi konstitusional yang meliputi:
Referensi:
https://www.kompas.com/stori/read/2022/07/26/123329579/revolusi-rusia-1905-latar-belakang-kronologi-dan-akhir