Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inem Maskering, Cerita Rakyat tentang Orangutan di Aceh

Kompas.com - 24/07/2022, 11:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Inem Maskering merupakan salah satu cerita rakyat yang berkembang di Aceh.

Cerita rakyat ini mengisahkan tentang kehidupan Inem Maskering yang disukai oleh orangutan.

Kisah ini berakhir tragis, dengan suami Inem Maskering membunuh gerombolan orangutan yang terjebak.

Inem Maskering

Di wilayah Aceh, hidup sepasang suami istri di sebuah kampung. Ia adalah Inem Maskering dan suaminya Aman Maskering.

Inem dan Aman Maskering memiliki seorang putra yang diberi nama Maskering.

Mereka sekeluarga hidup di sebuah perkampungan yang ramai penduduk. Para penduduk tersebut menggantungkan hidupnya dengan bercocok tanam di sawah.

Mereka saling gotong royong ketika akan menanam atau saat panen tiba. 

Suatu ketika, para penduduk kampung bermusyawarah di balai perkumpulan untuk membahas rencana untuk pindah dan membuka ladang dan sawah baru.

Para penduduk sepakat untuk pindah dan membuka lahan baru di hutan seberang.

Namun tidak halnya dengan keluarga Aman dan Inem Maskering. Aman Maskering berpendapat bahwa dengan sawah dan ladang yang mereka punya, keluarganya tak akan kelaparan.

Baca juga: Si Tanduk Panjang, Cerita Rakyat dari Sumatera Utara

Pindah kampung

Beberapa hari kemudian, hampir semua warga kampung bergegas pindah untuk membuka hutan.

Tinggal hanya beberapa warga saja dan keluarga Aman Maskering yang tetap bertahan.

Seiring berjalannya waktu, kehidupan Aman dan Inem Maskering sedikit terganggu. Hal itu disebabkan oleh sawah mereka yang mulai tidak menghasilkan tanaman lagi.

Oleh sebab itu, kehidupan Aman dan Inem Maskering menjadi susah.

Keesokan harinya, Inem Maskering diajak untuk mengunjungi rumah tetangganya dahulu yang sudah pindah bersama warga lainnya ke hutan seberang.

Di sana, Inem Maskering tinggal selama dua malam. Inem Maskering melihat bagaimana tanah subur dan mampu menghasilkan tanaman yang bagus dan banyak.

Begitu pulang, Inem Maskering berbicara dengan suaminya, Aman Maskering untuk pindah ke hutan sebrang bersama dengan tetangganya dahulu.

Setelah beberapa hari membicarakan hal itu, akhirnya Aman Maskering menyetujui usulan istrinya untuk pindah ke hutan sebrang.

Keesokan harinya Aman dan Inem Maskering berkemas untuk segera pindah ke hutan sebrang.

Begitu sampai, mereka berdua kemudian bertemu dengan tetua desa untuk meminta izin tinggal dan memohon petunjuk lahan mana yang cocok buatnya.

Baca juga: Mentiko Betuah, Cerita Rakyat dari Aceh tentang Kebaikan

Hidup Bahagia

Tetua desa kemudian mengizinkan Aman dan Inem Maskering untuk tinggal di pinggir desa.

Daerah itu dekat dengan perbukitan dan aliran sungai. Di situ keadaan masih berupa hutan. Setelah itu, Aman dan Inem berusaha menebang kayu dan membuka lahan untuk bertani.

Setelah beberapa hari mereka akhirnya berhasil mengubah hutan menjadi lahan pertanian.

Setelah itu, Aman dan Inem menanaminya dengan berbagai tanaman di lahan barunya tersebut.

Mulanya, lahan tersebut mampu menumbuhkan tanaman yang bagus dan berbuah. Namun, ketika malam tiba, tanaman tersebut habis tak tersisa.

Hal tersebut terjadi berulang-ulang hingga membuat kehidupan Aman dan Inem Maskering semakin menderita.

Suatu malam, Inem Maskering bermimpi kedatangan orang tua yang memberi nasehat kepadanya.

Dalam mimpinya orang tua tersebut meminta agar Inem Maskering menanyakan kepada tetua desa terkait tanamannya yang selalu habis ketika malam datang.

Keesokan harinya, Inem dan Aman Maskering pergi menemui tetua desa dan menjelaskan terkait mimpinya dan keadaan lahannya.

Si tetua desa menjelaskan bahwa yang merusak semua tanaman itu sebenarnya suka terhadap Inem Maskering.

Adapun yang merusak adalah orangutan dari dalam hutan dekat lahan Aman dan Inem Maskering.

Tetua desa kemudian menyarankan untuk menjebak orangutan dan segera membunuhnya, supaya hidup mereka tidak diganggu lagi.

Keesokan harinya, Inem dan Aman Maskering bersiasat. Mereka merencanakan akan menjebak orangutan.

Aman pura-pura mati dan Inem sebagai istrinya sedih. Hal tersebut membuat orangutan yang suka kepada Inem datang.

Namun, dari sekawanan orangutan yang datang ada seekor betina yang sedang mengandung.

Si orangutan yang suka kepada Inem memintanya untuk tak bersedih lagi dan berjanji akan menghidupinya.

Ketika lengah, para orangutan yang masuk ke dalam rumah Inem kemudian terkunci.

Setelah itu, Aman Maskering bangkit dengan pedangnya dan membunuh semua orangutan tersebut.

Hanya tersisa orangutan betina yang hamil. Orangutan tersebut kemudian kabur dan melahirkan banyak orangutan hingga kini.

Sejak saat itulah, lahan Aman dan Inem Maskering tumbuh dengan sangat baik dan mampu menghidupi Aman dan Inem Maskering.

Mereka berdua kemudian hidup bahagia bersama keluarganya.

 

Referensi:

  • Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1980). Ceritera Rakyat Daerah Propinsi Daerah Istimewa Aceh. Banda Aceh: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com