Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Abdul Muthalib, Kakek Rasulullah yang Menemukan Kembali Sumur Zamzam

Kompas.com - 23/07/2022, 18:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sedangkan ia harus melindungi unta-untanya. Perkataan Abdul Muthalib pun menjadi kenyataan.

Pasalnya, serangan Abrahah gagal total karena pasukannya terkena azab mematikan ketika sampai di gerbang Kota Mekkah.

Baca juga: Alasan Nabi Muhammad Hijrah ke Madinah

Kabah berada di bawah lindungan Allah, yang mendatangkan kawanan burung untuk menghujani pasukan gajah Abrahah dengan batu panas.

Karena peristiwa itu, tahun 570 dikenal sebagai Tahun Gajah, yang bertepatan dengan lahirnya Nabi Muhammad.

Menamai dan mengasuh Nabi Muhammad

Peristiwa serangan pasukan bergajah bersamaan dengan tahun lahirnya Nabi Muhammad. Ketika Rasulullah lahir, ayahnya, Abdullah bin Abdul Muthalib telah wafat.

Oleh karena itu, Abdul Muthalib yang membawa cucunya itu ke Kabah, seraya bersyukur dan berdoa atas kelahirannya.

Di rumah suci itulah, Abdul Muthalib menamai cucunya "Muhammad", nama yang tidak lazim digunakan oleh orang-orang Arab saat itu.

Nama Muhammad berarti orang yang terpuji, yang dipilih oleh Abdul Muthalib untuk cucu kesayangannya.

Baca juga: Kisah Wafatnya Nabi Muhammad pada 8 Juni 632

Ketika ditanya alasan pemberian nama Muhammad, Abdul Muthalib mengaku bahwa ia ingin cucunya menjadi orang terpuji di sisi Tuhan dan terpuji di kalangan manusia di bumi.

Abdul Muthalib juga menjadi orang yang mengasuh Muhammad, setelah ibunya, Aminah, wafat.

Saat itu, Muhammad baru berusia enam tahun. Abdul Muthalib sangat menyayangi cucunya, bahkan melebihi sayangnya kepada anak kandungnya.

Ia selalu mendekati, menemani, dan mengawasi Muhammad kecil hingga akhir hayatnya.

Wafat

Abdul Muthalib mengasuh Nabi Muhammad selama dua tahun saja, hingga cucunya itu berusia delapan tahun.

Hal ini karena Abdul Muthalib meninggal pada usia senja di tahun 578. Beberapa sejarawan berpendapat bahwa Abdul Muthalib wafat di usia 80 tahun, tetapi ada juga yang meyakini usianya telah lebih dari 100 tahun.

Meski hidup sebelum datangnya ajaran Islam, Abdul Muthalib tidak pernah menyembah berhala dan ia adalah orang yang lurus.

Agama Abdul Muthalib adalah agama hanif, yang sesuai dengan perintah para Nabi terdahulu.

 

Referensi:

  • Ash-Shallabi, Ali Muhammad. (2012). Sejarah Lengkap Rasulullah Jilid I (Edisi Indonesia). Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
  • Ismail, Faisal. (2017). Sejarah dan Kebudayaan Islam Periode Klasik (Abad VII-XIII M). Yogyakarta: IRCiSoD.
  • Rahayu, Sri Januarti. (2020). Meneladani Rasulullah melalui Sejarah. Jakarta: Penerbut Bhuana Ilmu Populer.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com