Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertempuran Balikpapan 1945: Latar Belakang, Kronologi, dan Dampak

Kompas.com - 08/07/2022, 11:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Sumber

KOMPAS.com - Pertempuran Balikpapan 1945 terjadi sejak tanggal 1 hingga 21 Juli 1945, antara pasukan Sekutu dengan serdadu Jepang.

Perang ini merupakan tahap penutup dari Operasi Oboe, yang dilancarkan untuk membebaskan wilayah Kalimantan yang diklaim Inggris dan Belanda, dari tangan Jepang.

Serangan dimulai pada 1 Juli 1945, di mana pasukan Sekutu mengirimkan 100 kapal dengan sekitar 30.000 pasukan di bawah komando Mayor Jenderal Edward Milford.

Sedangkan pasukan Jepang dikomandoi oleh Laksamana Muda Michiaki Kamada, yang berkekuatan sekitar 8.400 hingga 10.000 tentara.

Pertempuran Balikpapan 1945 berakhir pada 21 Juli 1945, dengan kemenangan di pihak Sekutu.

Baca juga: Pertempuran Balikpapan 1942: Latar Belakang, Kronologi, dan Akhir

Latar belakang

Sejak 1942, Jepang sudah menduduki Balikpapan dengan tujuan untuk menguasai kilang minyak, pelabuhan, dan lapangan udara di sana.

Pada masa itu, Balikpapan memang dikenal dengan kekayaan kilang minyaknya, sehingga menarik perhatian Jepang yang membutuhkan bahan mentah untuk memenuhi kebutuhan perang,

Sebelum Perang Dunia II, Belanda, yang menjajah Indonesia sejak lama, telah menduduki Balikpapan.

Jepang berhasil merebut Balikpapan pada 1942 dan menguasainya hingga 1945, setelah mengalahkan Belanda.

Dalam kurun waktu 1942-1945, pasukan Sekutu menggabungkan kekuatan dan terus berusaha mengusik kedudukan Jepang di Kalimantan.

Upaya Sekutu berhasil mengusik keberadaan Jepang, tetapi tidak dapat mengusirnya dari Kalimantan secara penuh.

Hal itu mendorong pihak Sekutu untuk melakukan operasi tahap akhir dalam upaya mengusir Jepang dan kemudian pecah Pertempuran Balikpapan 1945.

Baca juga: Pertempuran Kalimantan (1941-1942)

Kronologi

Pasukan Australia pertama kali mendarat di Balikpapan pada 1 Juli 1945, dengan menerjunkan Divisi 7 Australia dalam Operasi Oboe-2.

Divisi yang mendarat beberapa mil di utara Balikpapan ini terdiri dari tiga regu Brigade Infanteri dan sejumlah kecil pasukan KNIL (tentara Hindia-Belanda).

Setelah itu, pasukan Sekutu mengirim armada invasi yang terdiri dari sekitar 100 kapal dan 33.000 tentara di bawah pimpinan Mayor Jenderal Edward Milford.

Pendaratan mereka didahului oleh pengeboman besar-besaran dan penembakan oleh angkatan udara dan angkatan laut Australia-AS.

Mereka secara serentak menyerang daratan yang kala itu dijaga oleh sekitar 8.400 hingga 10.000 pasukan Jepang, di bawah komando Laksamana Muda Michiaki Kamada.

Selama berhari-hari, pasukan gabungan Sekutu terus memberi serangan kepada pihak Jepang.

Pada akhirnya, Divisi 7 berhasil menerobos pertahanan musuh hingga mencapai 2 kilometer ke arah pedalaman.

Baca juga: Pertempuran Laut Jawa: Latar Belakang, Pemimpin, dan Dampak

Bahkan, pasukan Australia telah menguasai Kota Balikpapan dan menaklukkan pantai timur pada 9 Juli 1945.

Selama lebih dari dua minggu, pasukan Sekutu menyerang sisi utara dan barat Kota Balikpapan hingga merebut dua lapangan terbang Jepang.

Sementara pasukan Jepang yang berada di balik parit perlindungan, bersusah payah menahan setiap gerakan yang dilakukan pasukan Sekutu.

Pertempuran besar-besaran telah diakhiri pada 21 Juli 1945. Meski begitu, bentrokan dalam skala kecil sebenarnya masih berlanjut hingga pertengahan Agustus, saat Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu.

Baca juga: Perlawanan Rakyat Kalimantan terhadap Jepang

Dampak

Pertempuran Balikpapan 1945 adalah operasi amfibi terbesar dan terakhir dari Australia.

Dari pertempuran ini, sebanyak 229 pasukan Australia tewas dan 634 terluka. Sedangkan pihak Jepang kehilangan sekitar 2.032 prajurit dan 63 lainnya ditangkap.

Besarnya serangan dan pengeboman membuat banyak fasilitas produksi minyak mengalami kerusakan berat.

Setelah Jepang menyerah kepada Sekutu, tiga regu brigade Australia masih berada di Balikpapan sampai Februari 1946.

Untuk mengenang peristiwa ini, dibangun sebuah tugu peringatan pendaratan Divisi 7 di Balikpapan, dekat Lapangan Merdeka, yang dikenal dengan nama Tugu Australia.

Pada 1998, seorang seniman bernama Ross J. Bastian menambahkan sebuah plakat tembaga yang menceritakan tentang Penyerbuan Divisi 7 Australia ke Balikpapan.

 

Referensi:

  • Matanasi, Petrik. (2015). Balikpapan Tempo Doeloe. Yogyakarta: Sibuku Media.
  • Yonathan, Handri. Petrik Matanasi. (2020). Rebut Balikpapan
    Peran Penting Kota Kecil pada Perang Pasifik. 
    Yogyakarta: Sibuku Media.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com