Pada 1999, saat sedang bertugas di Timor Leste, Colvin menyelamatkan sebanyak 1.500 perempuan dan anak-anak dari sebuah bangunan yang dikepung oleh pasukan bekingan Indonesia.
Baca juga: Pertempuran Timor (1942-1943)
Colvin memutuskan untuk bertahan bersama pasukan PBB guna melindungi para perempuan dan anak-anak sampai mereka berhasil diselamatkan.
Ia bertahan selama empat hari, sebelum akhirnya dievakuasi bersama yang lainnya. Liputan Colvin pun diceritakan dalam surat kabar dan disiarkan di televisi.
Berkat aksinya dalam peristiwa ini, Colvin dianugerahi penghargaan International Women's Media Foundation.
Pada 16 April 2001, Marie Colvin bertugas di Sri Lanka. Sewaktu sedang meliput, terjadi ledakan yang disebabkan oleh granat berpeluncur roket Angkatan Darat Sri Lanka.
Akibat kejadian ini, Colvin kehilangan satu penglihatan di mata kirinya. Saat itu, ia sedang menyeberang dari daerah yang diduduki oleh Macan Tamil (organisasi militan di sebelah timur laut Sri Lanka) menuju ke daerah yang dikuasai pemerintah.
Sejak saat itu, Colvin memakai penutup mata untuk mata kirinya.
Baca juga: Sejarah Konflik Serbia-Albania
Tidak hanya itu, Colvin juga tetap mendapat serangan meski telah berteriak "journalist, journalist!" ketika sedang meliput Perang Saudara Sri Lanka.
Colvin mengalami luka parah saat itu, tetapi masih menyempatkan diri menulis dan mengirim 3.000 artikel.
Akibat berbagai peristiwa mengerikan yang dialami selama meliput perang, Colvin dinyatakan mengidap gangguan tekanan pascatrauma (PTSD) dan dirawat di rumah sakit.
Sepanjang perang saudara Sri Lanka berlangsung, Colvin masih berada di sana sampai perang tersebut berakhir, sehingga ia dapat dikatakan menjadi salah satu saksi mata atas kejadian itu.
Pada Februari 2012, Marie Colvin dikirim ke Suriah untuk meliput perang saudara antara pemerintah dan pihak oposisi.
Colvin masuk ke Suriah dengan membonceng sepeda motor. Saat itu, ia nekat masuk meski dilarang keras untuk meliput perang yang tengah memanas.
Baca juga: Arthur James Balfour, PM Inggris Penyebab Konflik Israel-Palestina
Colvin ditempatkan di distrik Baba Amr Barat di Kota Homs, Suriah. Pada 21 Februari 2012, ia menyampaikan laporan ke pusat lewat telepon satelit, yang ternyata menjadi siaran terakhirnya.
Ia menggambarkan suasana saat itu yang penuh dengan serangan granat dan tembakan oleh pasukan Suriah.