Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi J Leimena, Menteri Kesehatan Penggagas Puskesmas

Kompas.com - 15/06/2022, 10:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Kemudian, pada 1960-an, secara perlahan sistem Bandung Plan mulai diterapkan di seluruh Indonesia.

Sistem ini kemudian berkembang hingga sekarang dikenal dengan Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas.

Baca juga: Mohammad Djamil, Dokter Pejuang Kemerdekaan dan Kemanusiaan

Sekitar G30S

Pada 1965, pecah peristiwa G30S yang menyebabkan enam jenderal TNI AD dan satu perwira gugur.

Pada 1 Oktober, Leimena dipanggil oleh Presiden Soekarno ke Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma.

Sebelum berangkat, Leimena bertemu dengan Soeharto, yang memintanya untuk menyuruh Presiden Soekarno meninggalkan Halim sebelum pukul 16.30.

Hal itu dikarenakan, Soeharto yang mengambil alih pimpinan TNI AD akan menyerbu Pangkalan Halim yang diduga sebagai sarang kelompok G30S.

Begitu sampai di Halim, Leimena terus berada di dekat Presiden Soekarno dan memintanya untuk kembali ke istana.

Namun, Omar Dhani, Kepala TNI AU, meminta Presiden Soekarno untuk pergi ke Madiun, Jawa Timur, atau Bali.

Akan tetapi, Leimena berhasil menahan Presiden Soekarno dan membuatnya kembali ke Istana Bogor.

Baca juga: Cerita Jenderal AH Nasution Lolos dari Penculikan G30S

Era Orde Baru

Setelah Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar di tangan Soeharto, Leimena menjadi salah satu menteri yang tidak ditangkap.

Pada Maret 1966, Leimena bersama Hamengkubuwono IX, Idham Chalid, Adam Malik, dan Ruslan Abdulgani, ditunjuk sebagai anggota kabinet.

Ketika Soeharto menggeser Soekarno dari kursi presiden, Leimena kembali dipercaya menjadi menteri, tetapi menolak.

Leimena kemudian ditunjuk sebagai pejabat sementara Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Agung (DPA) pada 1966 hingga 1973.

Di dalam DPA, Leimena bertugas meluruskan isu-isu internal DPA di bidang pajak, pendidikan, dan politik.

Selain di DPA, Leimena juga ditunjuk oleh Soeharto sebagai direktur di Rumah Sakit Cikini pada 1968.

Setelahnya, Leimena terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada pemilihan umum 1971. Akan tetapi, ia tidak dilantik.

Baca juga: Supersemar: Latar Belakang, Tujuan, Isi, Kontroversi, dan Dampak

Wafat

Pada 1973, Leimena terjun ke dunia politik dan ditunjuk menjadi Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Pusat Partai Demokrasi Indonesia (PDI).

Jabatan itu dipegang hingga Johannes Leimena meninggal pada 29 Maret 1977.

Sebelum meninggal, ia sempat mengeluh sakit ketika sedang berkunjung ke Eropa. Leimena kemudian dimakamkan secara militer di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

 

Referensi:

  • Silaen, Victor. (2007). Dr. Johannes Leimena: Negarawan Sejati dan Politisi Berhati Nurani. Jakarta: Gunung Mulia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com