Dalam serangan itu, Sultan Taha melarikan diri, sehingga Pangeran Prabu kemudian diangkat oleh Belanda menjadi penguasa baru di Kesultanan Jambi dengan gelar Sultan Ahmad Nazaruddin.
Ketika Sultan Taha dalam pelarian, Kesultanan Jambi sempat dipimpin oleh beberapa sultan di bawah pengaruh Belanda.
Kesempatan datang ketika terjadi kekosongan kekuasaan pada 1899, setelah Sultan Zainuddin dicopot oleh Belanda.
Baca juga: Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai
Namun, Belanda masih berkuasa dengan menempatkan seorang residen untuk menempati posisi sultan.
Riwayat Kesultanan Jambi benar-benar berakhir saat Sultan Taha dibunuh oleh Belanda di persembunyiannya pada 1904.
Kesultanan Jambi resmi dibubarkan oleh pemerintah Hindai Belanda pada 1906.
Kemudian, pada 2012, Sultan Abdurrachman Thaha Syaifuddin dinobatkan sebagai penerus Kesultanan Jambi, tetapi hanya sebagai simbol adat dan tidak memiliki kekuatan politik.
Referensi: