Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesultanan Jambi: Sejarah, Raja-raja, Masa Kejayaan, dan Keruntuhan

Kompas.com - 25/05/2022, 15:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Dalam serangan itu, Sultan Taha melarikan diri, sehingga Pangeran Prabu kemudian diangkat oleh Belanda menjadi penguasa baru di Kesultanan Jambi dengan gelar Sultan Ahmad Nazaruddin.

Ketika Sultan Taha dalam pelarian, Kesultanan Jambi sempat dipimpin oleh beberapa sultan di bawah pengaruh Belanda.

Kesempatan datang ketika terjadi kekosongan kekuasaan pada 1899, setelah Sultan Zainuddin dicopot oleh Belanda.

Baca juga: Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai

Namun, Belanda masih berkuasa dengan menempatkan seorang residen untuk menempati posisi sultan.

Riwayat Kesultanan Jambi benar-benar berakhir saat Sultan Taha dibunuh oleh Belanda di persembunyiannya pada 1904.

Kesultanan Jambi resmi dibubarkan oleh pemerintah Hindai Belanda pada 1906.

Kemudian, pada 2012, Sultan Abdurrachman Thaha Syaifuddin dinobatkan sebagai penerus Kesultanan Jambi, tetapi hanya sebagai simbol adat dan tidak memiliki kekuatan politik.

Peninggalan Kesultanan Jambi

  • Makam Taman Rajo-Rajo
  • Masjid Agung Al-Falah Jambi
  • Istana Abdurrahman Thaha Saifuddin
  • Rumah Batu Olak Kemang

 

Referensi:

  • Putra, Benny Agusti. (2018). Sejarah Melayu Jambi dari Abad 7 Sampai Abad 20. Tsaqofah & Tarikh. Vol. 3 No. 1 Januari-Juni 2018.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com