Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Islam di Jepang

Kompas.com - 19/04/2022, 12:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Namun, setelah Perang Dunia II selesai pada 1945, pusat kajian Islam tersebut bubar dan menghilang.

Selain itu, serangan militer Jepang terhadap China dan beberapa negara di Asia Tenggara pada Perang Dunia II menghasilkan hubungan dengan orang-orang Islam.

Baca juga: Majelis Islam Ala Indonesia, Organisasi yang Didukung Jepang

Perkembangan di era modern

Dalam perkembangannya, hubungan masyarakat Jepang dengan Muslim di Asia Tenggara membuat Islam semakin berkembang di Jepang.

Dari situlah, muncul Persatuan Jepang Muslim di bawah pimpinan Allahyarham Sadiq pada 1953.

Persatuan Jepang Muslim menjadi organisasi Islam di Jepang yang pertama. Kemudian, peristiwa krisis minyak di Negeri Sakura pada 1973 turut membuat Islam semakin berkembang.

Saat itu, media massa di Jepang memberitakan tentang dunia Islam, khususnya dunia Arab, yang dianggap penting bagi perekonomian Jepang.

Berkat pemberitaan media-media Jepang tersebut, banyak masyarakat Jepang yang tidak mengetahui Islam kemudian mengenalnya.

Selain dampak krisis minyak, ada juga Islamisasi massal yang melibatkan banyak orang di Jepang.

Baca juga: Proses Islamisasi di Kalimantan

Saat ini, jumlah Muslim di Jepang sekitar 185.000 jiwa, atau 0,1 persen dari keseluruhan populasi Negeri Sakura.

Kebanyakan Muslim Jepang adalah para pelajar dari luar negeri, imigran, dan pekerja dari negara-negara mayoritas Islam.

Islam dapat dibilang cukup sulit berkembang di Jepang. Hal ini karena berbagai faktor, seperti gaya hidup modern yang jauh dari ajaran Islam, pendidikan, keberadaan restoran halal, dan kurangnya pusat kegiatan Islam di Jepang.

Hingga saat ini, pusat kegiatan Islam hanya ada di beberapa tempat saja. Salah satunya di Kobe, di masjid yang dibangun pada 1935.

 

Referensi:

  • Ulil. (2014). Islam di Mata Orang Jepang. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com