Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejarah Islam di Jepang

Muslim Jepang kebanyakan merupakan imigran, seperti mahasiswa dan pekerja yang berasal dari negara mayoritas Islam.

Adapun sejarah masuknya Islam di Jepang bisa dibilang belum terlalu lama dibandingkan dengan beberapa negara di Asia lainnya, misalnya seperti China dan negara-negara di Asia Tenggara.

Lalu bagaimana sejarah masuk dan berkembangnya Islam di Jepang?

Masuknya Islam ke Jepang

Pada abad ke-19, Islam pertama masuk ke Jepang melalui hubungan penduduknya dengan orang-orang dari berbagai wilayah Islam.

Hubungan tersebut diperkirakan terjadi sekitar 1860-an. Akan tetapi, baru pada 1877, Islam masuk ke Jepang.

Penduduk Jepang mengenal Islam sebagai pemikiran agama Barat, yang ditandai dengan banyaknya kitab yang berisi kehidupan Nabi Muhammad, yang diterjemahkan ke bahasa Jepang.

Selain itu, pada 1890 terjadi hubungan diplomatik antara Tukri Utsmani dengan Jepang.

Salah satu dampak hubungan diplomatik tersebut adalah adanya orang Jepang yang kemudian memeluk agama Islam.

Orang Jepang yang pertama masuk Islam adalah Mitsutaro Takaoka, pada 1909, yang kemudian mengganti namanya menjadi Omar Yamaoka setelah menunaikan ibadah haji di Mekkah.

Setelah itu, agama Islam secara perlahan mulai berkembang di Jepang dengan adanya komunitas Muslim.

Pada 1935, dibangun masjid pertama di Jepang di di Kobe. Disusul pembangunan masid di Tokyo pada 1938.

Perkembangan pada masa Perang Dunia II

Ketika Perang Dunia II pecah pada 1942, sekelompok militer di Jepang mendirikan pusat studi khusus yang mengkaji Islam dan dunia Muslim.

Beberapa pilot tempur Jepang yang bertugas di Asia Tenggara selama Perang Dunia II pun diajari untuk mengucapkan kalimat tauhid dalam Islam.

Hal itu dilakukan, apabila pesawatnya tertembak jatuh dan pilotnya selamat, mereka bisa diamankan oleh penduduk sekitar dan tidak dibunuh.

Namun, setelah Perang Dunia II selesai pada 1945, pusat kajian Islam tersebut bubar dan menghilang.

Selain itu, serangan militer Jepang terhadap China dan beberapa negara di Asia Tenggara pada Perang Dunia II menghasilkan hubungan dengan orang-orang Islam.

Perkembangan di era modern

Dalam perkembangannya, hubungan masyarakat Jepang dengan Muslim di Asia Tenggara membuat Islam semakin berkembang di Jepang.

Dari situlah, muncul Persatuan Jepang Muslim di bawah pimpinan Allahyarham Sadiq pada 1953.

Persatuan Jepang Muslim menjadi organisasi Islam di Jepang yang pertama. Kemudian, peristiwa krisis minyak di Negeri Sakura pada 1973 turut membuat Islam semakin berkembang.

Saat itu, media massa di Jepang memberitakan tentang dunia Islam, khususnya dunia Arab, yang dianggap penting bagi perekonomian Jepang.

Berkat pemberitaan media-media Jepang tersebut, banyak masyarakat Jepang yang tidak mengetahui Islam kemudian mengenalnya.

Selain dampak krisis minyak, ada juga Islamisasi massal yang melibatkan banyak orang di Jepang.

Saat ini, jumlah Muslim di Jepang sekitar 185.000 jiwa, atau 0,1 persen dari keseluruhan populasi Negeri Sakura.

Kebanyakan Muslim Jepang adalah para pelajar dari luar negeri, imigran, dan pekerja dari negara-negara mayoritas Islam.

Islam dapat dibilang cukup sulit berkembang di Jepang. Hal ini karena berbagai faktor, seperti gaya hidup modern yang jauh dari ajaran Islam, pendidikan, keberadaan restoran halal, dan kurangnya pusat kegiatan Islam di Jepang.

Hingga saat ini, pusat kegiatan Islam hanya ada di beberapa tempat saja. Salah satunya di Kobe, di masjid yang dibangun pada 1935.

Referensi:

  • Ulil. (2014). Islam di Mata Orang Jepang. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/04/19/120000479/sejarah-islam-di-jepang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke