Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Peristiwa Sejarah Tidak Akan Pernah Bisa Terulang Sama Persis?

Kompas.com - 12/04/2022, 16:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Dua peristiwa tersebut memiliki unsur pengulangan dalam sejarah. Akan tetapi, tidak menghilangkan keunikannya.

Selain itu, contoh lain terkait pengulangan sejarah adalah Peristiwa Ganyang Malaysia dan Serangan Rusia ke Ukraina.

Ganyang Malaysia terjadi pada 1960-an, sedangkan Invasi Rusia ke Ukraina terjadi pada 2022.

Meski terjadi di tempat berbeda, kedua peristiwa tersebut memiliki pola yang hampir sama, yakni ketidakpuasan akan sikap politik dari negara tetangga, yakni Malaysia dan Ukraina.

Pada 1960-an, Presiden Soekarno tidak puas dengan Inggris, yang saat itu yang memberikan hadiah kemerdekaan bagi Malaysia.

Presiden Soekarno menganggap bahwa kemerdekaan Malaysia adalah sebuah bentuk imperialisme baru yang akan mengancam kedaulatan Indonesia.

Baca juga: Konfrontasi Indonesia-Malaysia: Penyebab, Perkembangan, dan Akhirnya

Akibatnya, muncul Dwikora, yang kemudian memicu serangan gerilya pasukan relawan Indonesia ke wilayah perbatasan Malaysia.

Pola hampir sama terjadi dalam peristiwa invasi Rusia ke Ukraina. Presiden Putin tidak puas apabila Ukraina akhirnya bergabung dengan NATO (Organisasi Keamanan Dunia).

Presiden Putin menganggap bahwa apabila Ukraina bergabung dengan NATO, maka kedaulatan negara Rusia akan terancam.

Oleh sebab itu, Presiden Putin kemudian memerintahkan militernya untuk memulai menginvasi Ukraina dengan tujuan tetap menjadi negara netral dan tidak bergabung dengan NATO.

Kedua contoh peristiwa tersebut membuktikan bahwa pengulangan sejarah hanya terjadi pada pola, waktu, dan tokoh yang berbeda.

Tetapi pada prinsipnya, dalam sejarah tidak akan terjadi pengulangan yang sama persis dengan peristiwa yang terjadi di masa lalu.

 

Referensi:

  • Kuntowijoyo. (1999). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com