Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penghargaan Kalpataru: Sejarah, Makna, dan Kategorinya

Kompas.com - 09/02/2022, 13:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebagai bangsa yang memiliki sumber daya alam sangat melimpah, bangsa Indonesia diharapkan mampu menjaga kelestarian alamnya.

Kelestarian alam menjadi tanggung jawab seluruh elemen masyarakat Indonesia.

Pemerintah Indonesia pun memberikan penghargaan kepada individu atau kelompok yang bergerak di bidang kelestarian lingkungan.

Pemerintah akan memberikan penghargaan Kalpataru bagi siapa saja yang berjasa di bidang kelestarian lingkungan di Indonesia.

Penghargaan Kalpataru adalah penghargaan tertinggi di bidang lingkungan hidup di Indonesia.

Berikut ini sejarah penghargaan Kalpataru beserta kategorinya.

Baca juga: Mengapa Maluku Dijuluki The Spicy Island?

Sejarah

Penghargaan Kalpataru mulai diberikan kepada individu atau kelompok yang berjasa di bidang lingkungan hidup pada masa Orde Baru, tepatnya pada 1981.

Tokoh yang mencetuskan adalah Menteri Negara Urusan Kependudukan dan Lingkungan Hidup, Emil Salim, saat menjabat antara 1978-1983.

Sebelum dinamakan Kalpataru, penghargaan ini hanya dinamakan sebagai Hadiah Lingkungan.

Penghargaan ini dibuat untuk memberikan motivasi dan kesadaran masyarakat akan pentingnya kelestarian lingkungan hidup di Indonesia.

Kelompok dan individu yang pertama mendapatkan penghargaan Lingkungan Hidup pada tahun 1980 yaitu:

  • LP3ES (Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial)
  • Pondok Pesantren Cipasung Tasikmalaya
  • Pondok Pesantren Suralaya Tasikmalaya
  • Badan Sosial Maumere
  • Masyarakat Kabupaten Sikka
  • Dian Desa, Sleman
  • Masyarakat Desa Wonolelo, Magelang

Baca juga: Mengapa Rempah-rempah Dibutuhkan Bangsa Eropa?

Pada 1981, seorang sarjana seni rupa ITB Bandung bernama Markus Djajadiningrat diberi tugas oleh pemerintah untuk menentukan gambar pada prangko seri lingkungan hidup.

Dalam pencariannya, Markus menemukan pada relief Candi Mendut, yang menggambarkan sebuah pohon kehidupan yang dikelilingi kendi berisi uang dan batu permata.

Dari situlah, Kalpataru mulai digunakan sebagai nama penghargaan lingkungan hidup dan digunakan mulai 1981 hingga sekarang.

Nama Kalpataru sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya pohon kehidupan.

Baca juga: Deforestasi di Era Belanda hingga Pendudukan Jepang

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com