Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa 10 November Diperingati sebagai Hari Pahlawan?

Kompas.com - 07/02/2022, 14:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Pengganti Mallaby, Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh, lantas mengeluarkan Ultimatum 10 November 1945.

Ultimatum itu berisi perintah kepada pasukan Surabaya agar menyerahkan persenjataan dan menghentikan perlawanan.

Apabila tidak dipatuhi, Sekutu mengancam akan menggempur Surabaya dari darat, laut, dan udara.

Selain itu, semua pimpinan bangsa Indonesia dan para pemuda di Surabaya harus datang selambat-lambatnya pada 10 November 1945, pukul 06.00 pagi di tempat yang telah ditentukan.

Baca juga: Eddy Sukardi, Pejuang yang Kalahkan Pasukan Sekutu di Sukabumi

Puncak pertempuran pada 10 November

Karena ultimatum pihak Sekutu diabaikan pejuang Surabaya, maka puncak pertempuran terjadi pada 10 November 1945.

Hari itu, pasukan Indonesia melawan pasukan Sekutu dengan menggunakan bambu runcing dan senjata lainnya.

Selama lebih dari dua minggu, pertempuran terus berlangsung dan baru dapat diakhiri pada 28 November 1945.

Dalam pertempuran ini, tidak sedikit pejuang Indonesia yang tewas. Setidaknya ada 20.000 orang dari pihak Indonesia dan 1.500 orang dari pihak Sekutu menjadi korban.

Selain itu, diperkirakan 150.000 orang terpaksa meninggalkan Kota Surabaya.

Baca juga: Mendaratnya Pasukan AFNEI Inggris di Surabaya

Pertempuran pada 10 November 1945 merupakan salah satu peperangan besar dan tersulit yang pernah dihadapi para pejuang dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia.

Mengingat semangat perjuangan para pahlawan Indonesia dalam pertempuran Surabaya, Presiden Soekarno menetapkan 10 November sebagai Hari Pahlawan.

Hari Pahlawan ditetapkan melalui Keppres Nomor 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959.

Sejak saat itu, Hari Pahlawan diperingati setiap tanggal 10 November. Selain itu, Kota Surabaya kemudian dikenang sebagai Kota Pahlawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com