Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/01/2022, 12:01 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Istilah Nusantara umum digunakan sebagai padanan nama Indonesia.

Penggunaan istilah itu dimulai pada awal abad ke-20, ketika Ki Hajar Dewantara memilih Nusantara sebagai nama alternatif Hindia Belanda.

Saat itu, istilah Nusantara banyak digunakan dalam perjuangan pergerakan kemerdekaan.

Namun, apabila ditelusuri sejarahnya, istilah Nusantara telah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit.

Saat itu, istilah Nusantara tidak merujuk pada wilayah Kepulauan Indonesia saat ini saja, tetapi mencakup daerah di luar Majapahit yang perlu ditaklukkan, termasuk Malaysia dan Singapura.

Lantas, bagaimana sejarah nama Nusantara hingga akhirnya digunakan secara spesifik untuk merujuk wilayah Indonesia?

Baca juga: Nama Indonesia Sebelum Merdeka

Lahir di masa Kerajaan Majapahit

Sebutan Nusantara pertama kali digunakan pada masa Kerajaan Majapahit, atau sekitar abad ke-14.

Bukti bahwa penggunaan istilah Nusantara lahir pada masa Majapahit dapat dilihat dari isi Sumpah Palapa, yang diucapkan oleh Mahapatih Gajah Mada pada 1336.

Dalam sumpahnya, Gajah Mada bersikeras tidak akan menikmati kesenangan sebelum berhasil menyatukan Nusantara.

Sumpah itu diucapkan saat pengangkatannya menjadi Patih Amangkubumi Majapahit.

Sumpah Palapa berbunyi, "Lamun huwus kalah Nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, Samana isun amukti palapa."

Artinya, "Jika telah mengalahkan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikian saya (baru akan) melepaskan puasa."

Baca juga: Gajah Mada: Cita-cita, Perjuangan, dan Akhir Hidup

Kala itu, istilah Nusantara digunakan untuk menyebut daerah di luar Majapahit yang perlu ditaklukkan.

Jadi, pada masa Majapahit, istilah Nusantara dipahami sebagai pulau-pulau yang berada di luar pusat pemerintahannya yang berada di Jawa, tepatnya di Mojokerto, Jawa Timur.

Dapat dikatakan bahwa menurut Gajah Mada, sebagian Jawa (Jawa Tengah dan Jawa Timur) justru tidak termasuk dalam istilah Nusantara.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com