KOMPAS.com - Sistem ekonomi Ali Baba adalah sistem ekonomi yang pernah diterapkan pada masa Demokrasi Liberal.
Lewat sistem ekonomi ini, pengusaha non-pribumi diharuskan membantu orang pribumi dalam menjalankan usahanya, dengan cara memberi pelatihan dan memberi kredit kepada mereka.
Istilah Ali Baba sendiri berasal dari kata Ali (untuk pengusaha pribumi) dan Baba (pengusaha non-pribumi).
Baca juga: Sistem Ekonomi: Definisi dan Jenisnya
Sistem Ekonomi Ali Baba dicetuskan oleh Mr. Iskaq Cokrohadisuryo saat menjabat sebagai Menteri Perekonomian masa pemerintahan Kabinet Ali Sostroamidjojo I pada 31 Juli 1953 - 12 Agustus 1955.
Kebijakan ini diberlakukan dalam rangka untuk memperbaiki kondisi perekonomian Indonesia yang carut-marut pasca-kemerdekaan.
Kondisi ekonomi di Indonesia pada masa itu menunjukkan arah yang tidak stabil, di mana pemerintah mengalami defisit.
Defisit yang harus ditanggung oleh pemerintah saat itu sejumlah Rp 5,1 miliar. Selain itu, Indonesia memiliki utang luar negeri sebesar Rp 1,5 triliun dan Rp 2,8 triliun utang dalam negeri.
Situasi diperparah dengan kondisi para pengusaha pribumi saat itu juga sudah sangat tertinggal dibanding kaum non-pribumi, seperti pengusaha Eropa, Arab, dan China.
Untuk menanggulangi hal tersebut, maka Menteri Perekonomian Iskaq Cokrohadisuryo mencetuskan Sistem Ekonomi Ali Baba.
Baca juga: Gerakan Benteng: Latar Belakang, Pelaksanaan, dan Kegagalan
Tujuan utama diberlakukannya Sistem Ekonomi Ali Baba adalah untuk memajukan pengusaha pribumi supaya dapat bersaing dengan pengusaha asing, seperti pengusaha China.
Tujuan lain dari Sistem Ekonomi Ali Baba yakni:
Dalam menjalankan kebijakan ini, pemerintah berusaha membantu para pengusaha pribumi dengan cara memberikan mereka pelatihan.
Selain itu, langkah kerja Sistem Ekonomi Ali Baba adalah dengan memberikan bantuan kredit lunak kepada para pengusaha pribumi.
Tidak hanya kredit, pemerintah juga memberikan lisensi bagi usaha-usaha swasta nasional.
Baca juga: Deklarasi Ekonomi: Pencetus, Tujuan, Penyebab Kegagalan, dan Dampak
Sayangnya, Sistem Ekonomi Ali Baba mengalami kegagalan. Pasalnya, kebijakan ini tidak mendorong para pengusaha pribumi untuk berkembang, melainkan malah menciptakan kelompok makelar lisensi.