Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Pramuka Indonesia

Kompas.com - 10/12/2021, 15:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pramuka adalah organisasi pendidikan nonformal yang mengajarkan tentang ilmu kepanduan atau kepramukaan di Indonesia. 

Maksud dari kepanduan ialah gerakan perkumpulan pemuda yang berpakaian khusus dan bertujuan untuk mendidik anggotanya supaya memiliki jiwa ksatria, gagah berani, dan suka menolong sesama.

Kata Pramuka merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, memiliki arti pasukan terdepan. Istilah ini dicetuskan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX.

Berikut ini sejarah kemunculan dan perkembangan Pramuka di Indonesia sampai saat ini.

Baca juga: Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Bapak Pramuka Indonesia

Masuknya gerakan kepanduan

Awal terbentuknya organisasi Pramuka di Indonesia ditandai dengan berdirinya organisasi milik Belanda bernama Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di Bandung pada 1912.

Empat tahun kemudian, Mangkunegara VII membentuk organisasi kepanduan pertama yang bernama Javaansche Padvinder Organisatie (JPO).

Terbentuknya JPO ternyata memicu munculnya gerakan nasional lain yang sejenis, seperti Hizbul Wahton (HM) pada 1918, Jong Java Padvinderij (1923), dan Nationale Padvinders.

Melihat fenomena tersebut, Belanda mulai melarang keberadaan organisasi kepanduan di luar miliknya yang memakai istilah Padvinder.

Oleh sebab itu, KH Agus Salim secara resmi memperkenalkan istilah Pandu atau Kepanduan untuk organisasi kepramukaan milik Indonesia.

Pada 23 Mei 1928, muncul organisasi bernama Persaudaraan Antar Pandu Indonesia (PAPI), yang beranggotakan organisasi-organisasi kepramukaan Indonesia.

Antara tahun 1928-1935, gerakan kepanduan Indonesia semakin banyak bermunculan, seperti Pandu Indonesia, Padvinders Organisatie Pasundan, Pandu Kesultanan, Sinar Pandu Kita, dan Kepanduan Rakyat Indonesia.

Untuk menggalang kesatuan dan persatuan, Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) mengadakan kegiatan Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem (PERKINO), yang dilaksanakan antara 19-23 Juli 1941 di Yogyakarta.

Baca juga: Sri Sultan Hamengkubuwono I, Pendiri Kesultanan Yogyakarta

Organisasi Kepanduan Indonesia pada sekitar tahun 1920-an.Wikimedia Commons Organisasi Kepanduan Indonesia pada sekitar tahun 1920-an.

Masa pendudukan Jepang

Setelah Jepang menduduki Indonesia, segala partai, organisasi, termasuk gerakan kepanduan dilarang berdiri.

Namun, upaya penyelenggaraan PERKINO II tetap akan dilaksanakan. Salah satu alasan gerakan kepanduan dilarang oleh Jepang adalah, organisasi ini sangat menjunjung tinggi nilai persatuan Indonesia.

Lahirnya Gerakan Pramuka Indonesia

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, beberapa tokoh kepanduan berkumpul di Yogyakarta. Mereka kemudian mengadakan kongres pada 27-29 Desember 1945 di Surakarta.

Dari kongres itu, lahir Pandu Rakyat Indonesia (PRI) pada 28 Desember 1945, sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang diakui pemerintah.

Baca juga: Tingkatan Pramuka Siaga

Ilustrasi Pramukafreepik.com Ilustrasi Pramuka

Namun, ketika Belanda kembali datang ke Indonesia, PRI dilarang dan resmi dicabut pada 6 September 1951.

Hal itu kemudian mendorong munculnya organisasi lain, seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI), dan Kepanduan Indonesia Muda (KIM).

Mulai tahun 1960, pemerintah dan MPRS berupaya untuk memperbaiki organisasi kepramukaan di Indonesia.

Pada 9 Maret 1961, Presiden Soekarno mengumpulkan para tokoh dari gerakan kepramukaan Indonesia dan mengatakan bahwa organisasi kepanduan yang sudah ada harus diperbaiki.

Dalam kesempatan ini, Presiden Soekarno juga membentuk Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka yang terdiri dari Sultan HB IX, A Aziz Saleh, dan Achamadi.

Baca juga: Mengapa Seragam Pramuka Berwarna Coklat?

Hasil kerja dari panitia tersebut adalah dikeluarkannya lampiran Keppres No. 238 tahun 1961 tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.

Kemudian melalui Keppres 238/1961, Gerakan Kepanduan Indonesia akhirnya menjadi Gerakan Praja Muda Karana.

Setelah itu, tanggal 30 Juli 1961, di Istora Senayan, seluruh tokoh kepanduan Indonesia menyatakan menggabungkan diri dalam organisasi Gerakan Pramuka.

Hari bersejarah tersebut kemudian disebut sebagai Hari Ikrar Gerakan Pramuka.

Pada 14 Agustus 1961, dilakukan MAPINAS (Majelis Pimpinan Nasional) yang diketuai oleh Preiden Soekarno.

Baca juga: Motto Gerakan Pramuka Beserta Fungsi dan Manfaatnya

Dalam majelis ini, terjadi penyerahan panji-panji pramuka oleh Presiden Soekarno kepada para tokoh Pramuka.

Acara ini juga dihadiri oleh ribuan anggota pramuka untuk memperkenalkan gerakan Pramuka kepada masyarakat.

Peristiwa ini kemudian dikenal sebagai Hari Lahir Pramuka, yang masih diperingati sampai saat ini.

Asal-usul nama Pramuka

Kata Pramuka merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang berarti jiwa muda yang suka berkarya.

Namun, sebelum singkatan ini ditetapkan, kata Pramuka asalnya diambil oleh Sultan HB IX dari kata Poromuko, yang berarti pasukan terdepan dalam perang.

 

Referensi: 

  • Museum Sumpah Pemuda. (2009). Buku Panduan Museum Sumpah Pemuda. Jakarta: Museum Sumpah Pemuda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com