Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerajaan Badung: Sejarah, Raja-raja, Keruntuhan, dan Peninggalan

Kompas.com - 07/12/2021, 16:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Lalu pada akhir abad ke-18, terjadi perebutan kekuasaan yang membuat Puri Ksatriya jatuh ke tangan Kyayi Ngurah Made.

Kyayi Ngurah Made berinisiatif untuk membangun puri baru, karena puri sebelumnya rusak akibat perang perebutan kekuasaan.

Kyayi Ngurah Made kemudian memerintahkan untuk membangun puri di Tetaman, Denpasar, yang berada di sebelah selatan Puri Ksatriya.

Puri itu selesai dibangun dan secara resmi digunakan pada 1788 sebagai pusat Kerajaan Badung.

Kyayi Ngurah Made dinobatkan sebagai raja pertamanya dengan gelar I Gusti Ngurah Made Pemecutan.

Raja-raja Kerajaan Badung

  • I Gusti Ngurah Made (1788-1813)
  • I Gusti Ngurah Jambe (1813-1817)
  • I Gusti Made Ngurah (1817-1829)
  • I Gusti Gede Ngurah (1829-1848)
  • I Gusti Alit Ngurah (1848-1902)
  • I Gusti Ngurah Made Agung (1902-1906)
  • Cokorda Alit Ngurah (1929-1965)
  • Cokorda Ngurah Agung (1965-1998)

Baca juga: Raja-Raja Kerajaan Bali

Konflik dengan Belanda

Pada 1904, ketika masa pemerintahan I Gusti Ngurah Made Agung, kapal berbendera Belanda milik seorang Tionghoa bernama Sri Komala kandas di Pantai Sanur.

Pemerintah Belanda dan pemilik kapal menuding masyarakat setempat melucuti, merusak, dan merampas isi kapal.

Mereka menuntut kepada raja Badung untuk mengganti segala kerusakan tersebut dengan 3.000 dolar perak dan menghukum orang yang merusak kapal.

Menanggapi tuntutan tersebut, Raja I Gusti Ngurah Made Agung menolak ganti rugi ataupun menghukum orang yang dianggap merusak kapal.

Akibat penolakannya itu, Belanda mengirim ekspedisi militer ke Bali pada September 1906 untuk menyerang Kerajaan Badung.

Baca juga: Kerajaan Gianyar: Sejarah, Raja-raja, dan Keruntuhan

Runtuhnya Kerajaan Badung

Belanda berhadapan dengan segenap kekuatan militer Kerajaan Badung di pintu gerbang ibukota Badung.

Disitulah kekuatan militer Kerajaan Badung yang dipimpin oleh raja menghadapi Belanda.

Adapun militer kerajaan Badung saat itu terdiri dari berbagai kalangan, mulai dari tentara, pengawal raja, kerabat kerajaan, pendeta, dan rakyat laki-laki maupun perempuan.

Mereka siap melakukan puputan (berperang sampai titik darah terakhir), karena berdasarkan kepercayaan mereka dalam agama Hindu, menyerah dalam pengasingan adalah kehinaan.

Maka dari itu, seluruh elemen kerajaan turut berperang melawan Belanda, atau yang kemudian dikenal sebagai peristiwa Puputan Badung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Peristiwa Haur Koneng 1993

Peristiwa Haur Koneng 1993

Stori
Tragedi Waduk Nipah 1993

Tragedi Waduk Nipah 1993

Stori
Bataviasche Nouvelles, Surat Kabar Pertama di Indonesia

Bataviasche Nouvelles, Surat Kabar Pertama di Indonesia

Stori
Waisak, seperti Maulid dan Isra Miraj Bersamaan

Waisak, seperti Maulid dan Isra Miraj Bersamaan

Stori
Ide-Ide Pembaruan Sultan Mahmud II

Ide-Ide Pembaruan Sultan Mahmud II

Stori
Perlawanan Kakiali terhadap VOC

Perlawanan Kakiali terhadap VOC

Stori
Jayeng Sekar, Organisasi Kepolisian Bentukan Daendels

Jayeng Sekar, Organisasi Kepolisian Bentukan Daendels

Stori
Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Stori
6 Peninggalan Kerajaan Ternate

6 Peninggalan Kerajaan Ternate

Stori
Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Stori
Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Stori
Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Stori
Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Stori
4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

Stori
Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com