Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mafia Berkeley, Begawan Ekonomi Orde Baru

Kompas.com - 07/12/2021, 09:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Selain itu, program yang dicanangkan Mafia Berkeley juga bertujuan untuk rehabilitasi infrastruktur serta pengembangan sektor pertanian.

Pada saat yang bersamaan, sebuah program internasional juga dibentuk untuk mendukung pemulihan ekonomi di Indonesia, yaitu Inter-Governmental Group on Indonesia (IGGI).

Baca juga: Upaya Pengendalian Inflasi dan Kebijakan di Indonesia

Kontroversi

Meskipun Mafia Berkeley mampu memperbaiki kondisi ekonomi di Indonesia, tidak semua orang menyukai kelompok ini. 

Pada masa Orde Baru, Mafia Berkeley mendapat tentangan dari para jenderal, seperti Ali Murtopo, Ibnu Sutowo, dan Ali Sadikin, yang lebih pro pada pendekatan ekonomi secara nasionalis. 

Oleh sebab itu, mantan Dirut Pertamina, Ibnu Sutowo, mulai memelopori nasionalisme ekonomi pada 1970-an. 

Ketika itu, harga minyak dunia berhasil melonjak dan uang hasil jual-beli minyak bumi masuk ke kantong pemerintah. 

Ibnu Sutowo pun membangun berbagai hal dengan uang tersebut, seperti industri bahan, rumah sakit modern, lapangan golf, hingga pabrik pupuk terapung.

Berkat keberhasilan tersebut, Soeharto pun mulai berpaling ke kelompok ekonomi nasionalis, sehingga kekuatan Mafia Berkeley mulai dikurangi. 

Namun, pada pertengahan tahun 1980-an, kondisi pertumbuhan ekonomi di Indonesia kembali terhambat karena turunnya harga minyak. Soeharto pun kembali kepada Mafia Berkeley.

Baca juga: Dampak Reformasi dalam Bidang Ekonomi

Mafia Berkeley lagi-lagi melakukan liberalisasi dan deregulasi. Sebagai hasilnya, pertumbuhan ekonomi di Indonesia kembali meningkat.

Akan tetapi, saat perekonomian Indonesia sudah mulai tumbuh, Mafia Berkeley kembali menghadapi oposisi politik. 

Kali ini, para tokoh yang kontra dengan Mafia Berkeley adalah Sudharmono dan Ginandjar Kartasismita, yang menginginkan nasionalisasi ekonomi. 

Selain itu, BJ Habibie juga menginginkan perkembangan ekonomi berbasis teknologi.

Posisi Mafia Berkeley pun kian melemah ketika krisis finansial Asia Tenggara terjadi pada 1997.

Kendati demikian, Mafia Berkeley masih tetap ada setelah Orde Baru tumbang. Hanya pemerintahan Gus Dur yang tidak ada.

Bahkan Mafia Berkeley kembali disebut-sebut setiap ada pergantian tim ekonomi kabinet. 

 

Referensi: 

  • Elson, Robert. (2001). Suharto: A Political Biography. UK: The Press Syndicate of the University of Cambridge. 
  • Salleh, Muhammad Syukri, dkk. (2014). Islamisasi Pembangunan. Medan: UMSU Press.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com