Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Susuhunan Pakubuwono IV: Biografi dan Kiprahnya

Kompas.com - 17/11/2021, 14:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Pada 26 November 1790, Pakubuwono IV akhirnya mengaku kalah dan menyerahkan para penasihatnya untuk diasingkan.

Baca juga: Keraton Surakarta: Sejarah Berdirinya, Fungsi, dan Kompleks Bangunan

Perjanjian antara keturunan Mataram

Selain Peristiwa Pakepung, pada periode pemerintahan Pakubuwono IV juga terjadi perundingan yang melibatkan tiga pihak keturunan Mataram.

Atas prakarsa VOC, Pakubuwono IV, Hamengkubuwono I, dan Mangkunegara I menyepakati perjanjian yang menyatakan kedudukan Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, dan Kadipaten Mangkunegaran adalah setara.

Oleh karena itu, ketiga pihak tidak diperbolehkan untuk menyerang satu sama lain.

Kendati demikian, Pakubuwono IV diam-diam masih menyimpan ambisi untuk menyatukan Mataram ke pangkuan Surakarta.

Namun, ambisinya tidak terwujud karena beberapa upaya yang dilakukannya gagal.

Akhir hidup

Dalam Serat Babad Pakepung yang ditulis oleh Yosodipuro II, pujangga Keraton Kartasura, Pakubuwono IV diceritakan sebagai ahli strategi yang cerdik dan ahli sastra, khususnya yang bersifat rohani.

Sifatnya ini membuat pemerintahannya mampu bertahan meski terjadi pergantian pemerintah penjajah, dari Belanda ke Inggris hingga kembali lagi ke Belanda.

Selain itu, Pakubuwono IV diyakini sebagai penulis Serat Wulangreh, yang berisi ajaran-ajaran luhur untuk memperbaiki moral kaum bangsawan Jawa.

Bahkan Ronggowarsito, pujangga ternama Keraton Surakarta, semasa mudanya pernah belajar beberapa ilmu kedigdayaan kepada Pakubuwono IV.

Pakubuwono IV memerintah hingga akhir hidupnya pada 2 Oktober 1820. Setelah itu, jenazahnya dimakamkan di Kedhaton Besiyaran, Yogyakarta.

 

Referensi:

  • Darmawan, Joko. (2017). Mengenal Budaya Nasional: Trah Raja-Raja Mataram di Tanah Jawa. Yogyakarta: Deepublish.
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com