Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peristiwa Boston Tea Party: Latar Belakang, Proses, dan Dampaknya

Kompas.com - 09/11/2021, 14:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Sumber History

KOMPAS.com - Peristiwa Boston Tea Party atau Pesta Teh Boston, adalah sebuah protes yang dilakukan oleh penduduk Amerika dengan cara menyerang kapal-kapal Inggris dan membuang ratusan peti kayu yang berisi teh.

Gerakan yang dilakukan pada 16 Desember 1773 ini adalah bentuk protes terhadap monopoli dan penetapan pajak teh yang tinggi oleh Inggris.

Latar belakang dikeluarkannya Coercive Act oleh Inggris pada dasarnya berangkat dari peristiwa Boston Tea Party ini.

Coercive Act adalah serangkaian undang-undang yang merujuk pada Undang-Undang Pelabuhan Boston, Undang-Undang Pemerintahan Massachusetts, Undang-Undang Administrasi Keadilan, dan Undang-Undang Seperempat.

Latar belakang Boston Tea Party

Pada 1760-an, biaya perang yang sangat besar membuat Inggris terlilit utang. Parlemen Inggris kemudian memberlakukan serangkaian pajak di Amerika, yang saat itu masih menjadi jajahannya.

Untuk mencapai tujuan itu, Inggris mengeluarkan Sugar Act (Undang-Undang Gula) pada 1764, Stamp Act (Undang-Undang Perangko) pada 1765, dan The Townshend Acts pada 1767.

Baca juga: Sugar Act: Latar Belakang, Tujuan, dan Dampak

Penduduk koloni Amerika sangat terbebani dengan adanya kebijakan-kebijakan tersebut. Mereka pun marah, karena tidak memiliki perwakilan di parlemen dan merasa Inggris tidak seharusnya memeras pendapatan mereka untuk membayar utang.

Konflik antara penjajah Inggris dengan penduduk Amerika semakin memanas ketika terjadi peristiwa Pembantaian Boston pada 5 Maret 1770, yang menewaskan lima warga sipil.

Puncak kemarahan penduduk terjadi saat Inggris mencabut semua pajak yang diberlakukan sebelumnya, tetapi masih mempertahankan pajak atas teh.

Sebagai protes, penduduk koloni memboikot teh yang dijual oleh East India Company (EIC) dan menyelundupkan teh dari Belanda.

Akibatnya, EIC harus menghadapi kelebihan pasokan teh dan terancam bangkrut. Sebagai tanggapan, pada 10 Mei 1773, Parlemen Inggris mengeluarkan Tea Act (Undang-Undang Teh), untuk memperbesar monopoli teh EIC ke seluruh koloninya.

Meski Tea Act telah diberlakukan, pasokan teh ilegal dari Belanda tetap tinggi. Penduduk koloni juga tidak berhenti menentang kebijakan ini dan berusaha menyingkirkan kendali Inggris atas kepentingan mereka.

Baca juga: Tea Act, Monopoli Teh oleh Inggris di Amerika

Aksi Sons of Liberty

Tindakan Inggris yang sewenang-wenang memicu lahirnya Sons of Liberty, yakni organisasi rahasia dari kelompok revolusioner yang dibentuk untuk memprotes berbagai kebijakan para penjajah.

Anggota kelompok ini kemudian mengadakan pertemuan dan menyusun rencana untuk menghadapi kedatangan Dartmouth, kapal pengangkut teh EIC, di Dermaga Griffin, Boston.

Pada 16 Desember 1773, Dartmouth bersama Beaver dan Eleanor siap mendarat dengan membawa teh dari China.

Di koloni-koloni lain, Sons of Liberty mampu memaksa kapal pengangkut teh EIC untuk kembali ke Inggris.

Akan tetapi, hal ini tidak terwujud di Boston, karena Gubernur Thomas Hutchison bersikukuh menjalankan Tea Act.

Proses terjadinya Boston Tea Party

Sebagai tanggapan, massa aksi Sons of Liberty kemudian memakai kostum suku Indian dan menyerang kapal-kapal Inggris di Pelabuhan Boston.

Mereka lantas membuang 342 peti kayu yang berisi teh dari atas kapal hingga membuat pelabuhan Boston dipenuhi teh.

Meskipun kapal Inggris dilengkapi dengan persenjataan, tetapi mereka tidak berupaya untuk menghentikan aksi tersebut.

Peristiwa ini adalah aksi pembangkangan besar-besaran pertama yang dilakukan terhadap kekuasaan Inggris di Amerika.

The Boston Tea Party juga menunjukkan kepada Inggris bahwa orang Amerika tidak akan membayar pajak dan menolak keras kesewenang-wenangan para penjajah.

Gerakan ini kembali dilancarkan pada Maret 1774, meskipun tidak sebesar protes yang dilakukan pada 16 Desember 1773.

Baca juga: Stamp Act, Pajak Perangko untuk Menutupi Kerugian Perang Inggris

Dampak Boston Tea Party

Boston Tea Party membuat ketegangan antara penduduk koloni di Amerika dengan Inggris terus meningkat.

Meski tidak menimbulkan korban jiwa dan kerusakan kapal, parlemen Inggris menanggapinya dengan mengeluarkan Coercive Act.

Coercive Act adalah serangkaian undang-undang yang merujuk pada Undang-Undang Pelabuhan Boston, Undang-Undang Pemerintahan Massachusetts, Undang-Undang Administrasi Keadilan, dan Undang-Undang Seperempat.

Di sisi lain, Boston Tea Party juga membangkitkan semangat penduduk Amerika di 13 koloni untuk memperjuangkan kemerdekaan mereka.

Peristiwa ini kemudian memicu serangkaian perang kemerdekaan atau dikenal dengan Revolusi Amerika.

Baca juga: Coercive Act, Kebijakan Inggris untuk Menghukum Massachusetts

Tidak hanya itu, setelah Boston Tea Party, banyak penduduk Amerika yang berhenti mengonsumsi teh, karena dianggap sebagai perilaku tidak patriotik.

Mereka kemudian mengganti minumannya dengan kopi, sehingga penjualan kopi di Amerika pun meningkat pesat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com