Yang pertama adalah Feralia, ketika bangsa Romawi memeringati meninggalnya orang mati pada hari terakhir pada bulan Oktober.
Kemudian hari Pomona, yang digunakan untuk memeringati dewi buah dan pohon Romawi.
Simbol Pomona adalah apel, yang mengungkap asal-usul tradisi bobbing apel pada perayaan Halloween di masa sekarang.
Pada abad ke-7 Masehi, Gereja Katolik Roma mengubah All Saints 'Day atau All Hallows, hari perayaan orang-orang kudus gereja, menjadi tanggal 1 November. Ini berarti malam All Hallows jatuh pada tanggal 31 Oktober.
Dua abad kemudian, pengaruh Kekristenan telah menyebar ke tanah Celtic, yang masih memertahankan Festival Samhain.
Perayaan malam All Hallows pun mirip dengan Festival Samhain, yakni dengan api unggun besar, parade, dan memakai kostum sebagai malaikat atau iblis.
Perayaan yang sebelumnya disebut sebagai All Hallows Eve, kemudian dikenal sebagai Halloween.
Perayaan Halloween mulai dikenal di Amerika saat bangsa Eropa melakukan interaksi dengan Suku Indian.
Pada awalnya, perayaan ini hanya dikenal di New England, Maryland, dan koloni-koloni Inggris di bagian selatan Amerika.
Pada paruh kedua abad ke-19, Amerika dibanjiri oleh para imigran dari Irlandia. Peristiwa inilah yang membuat perayaan Halloween menyebar luas di Amerika.
Dalam perkembangannya, perayaan Halloween tidak hanya identik dengan pemakaian kostum-kostum yang menyeramkan, tetapi juga terdapat tradisi "trick-or-treat" dan festival yang meriah.