Nama Batumean kemudian menghilang pada akhir abad ke-17, dan daerahnya kemudian dikenal sebagai Amanatun.
Sumber daya kayu cendana tampaknya telah berkurang pada periode ini, dan daerah tersebut dibiarkan begitu saja.
Setelah kekalahan Portugis di Kupang pada 1749, sebagian besar Timor Barat jatuh ke tangan Belanda.
Namun, karena jaraknya cukup jauh dari Kupang, wilayah ini tidak begitu diawasi oleh Belanda dengan ketat.
Barulah pada awal abad ke-20, Belanda benar-benar menaruh perhatiannya di Timor Barat hingga sering terjadi pertempuran dengan penduduk lokal.
Baca juga: Kerajaan Tulang Bawang: Sumber Sejarah, Letak, dan Peninggalan
Pada 1915, Raja Muti Banu Naek diasingkan oleh Belanda ke Ende karena menolak untuk tunduk.
Setelah itu, tiga penerus berikutnya memerintah sebagai zelfbestuurders (raja persemakmuran) Belanda.
Referensi: