Setelah itu, Blambangan justru dapat melepaskan diri dari Mataram. Tawang Alun II pun dianggap sebagai salah satu raja terbesar Blambangan karena dapat melindungi rakyatnya meskipun terlibat dalam berbagai peperangan yang tiada habisnya.
Di sisi lain, konflik di antara Blambangan dan Mataram tetap berlangsung selama beberapa dekade berikutnya hingga melibatkan VOC dan Bali.
Baca juga: Kerajaan Mataram Islam: Pendiri, Kehidupan Politik, dan Peninggalan
Pada akhir abad ke-17 hingga pertengahan abad ke-18, Blambangan kembali diperebutkan oleh Bali (Buleleng dan Mengwi), Mataram, dan VOC.
Dalam perebutan itu, VOC muncul sebagai pihak yang mendapatkan kemenangan dan menanamkan kekuasaannya di Blambangan.
Salah seorang cabang anggota keluarga raja Blambangan bernama Mas Alit, kemudian diangkat oleh Belanda menjadi bupati dengan gelar Tumenggung Banyuwangi I (1773-1782).
Pusat pemerintahannya yang semula berada di Pampang, kemudian dipindahkan ke Banyuwangi.
Referensi: