Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ritual Ujungan, Tarian Pemanggil Hujan

Kompas.com - 22/09/2021, 10:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Perayaan Ujungan

Di Cirebon, alat yang digunakan dalam upacara Ujungan adalah tongkat rotan ukuran kurang lebih 125 cm. 

Alat yang digunakan adalah bedug, ketuk kenong, gendang, gong, dan kecrek. 

Jumlah wiyaganya adalah lima orang. 

Kemudian, di Bekasi, jejak Ujungan terekam dalam artefak dan gerabah yang ditemukan di sekitar situs Buni Bebelan. 

Alat yang digunakan adalah tongkat rotan berukuran 60 cm, dilakukan oleh dua orang, baik perempuan dan laki-laki. 

Para pemain Ujungan pun akan saling beradu kesaktian dengan menggunakan tongkat yang dimainkan berdasarkan keahlian masing-masing. 

Tradisi ini dipimpin oleh wasit yang disebut Bobotoh. 

Bobotoh akan menggunakan tongkat panjang atau selendang sebagai alat pemimpin pertandingan. 

Aturan Ujungan

Seperti pertandingan pada umumnya, akan selalu ada aturan, sebagai berikut:

  • Bagian kepala dan kemaluan tidak boleh dipukul, hanya boleh pinggang ke bawah.
  • Sasaran utama pukulan terletak pad tulang kering dan mata kaki lawan, baik yang kanan maupun yang kiri. 

Setiap pukulan yang berhasil mengenai sasaran tersebut disebut Balan, di mana yang berhasil memukul sasaran akan mendapat nilai.

Pemenang dalam permainan ini, selain ditentukan dari nilai Balan juga ditentukan dari siapa yang keluar dari arena atau tunduk.

Baca juga: Tari Topeng Kuncaran dari Jawa Barat

Perkembangan 

Sebenarnya, tujuan awal dari upacara Ujungan adalah untuk memanggil hujan ketika musim kemarau melanda, seperti yang dilakukan di daerah Jombang.

Sama juga dengan di Probolinggo, di mana penari yang akan dicambuk melakukannya tanpa diperintah melainkan secara sukarela.

Namun, seiring berjalannya waktu, tradiri Ujungan sudah tidak lagi hanya sebagai sarana meminta hujan, tetapi sebagai pertunjukan seni dan hiburan biasa.

Dalam pertunjukan tersebut, tidak ada ketentuan siapa yang menang dan kalah.

Permainan akan berakhir ketika kedua penari yang diadu telah merasa cukup.

Referensi: 

  • Wardani, Ariska Kusuma. (2010). Ujungan Sebagai Sarana Upacara Minta Hujan di Desa Gumelem Kulon, Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara. Universitas Negeri Semarang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com