Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal Usul Nama Ancol

Kompas.com - 14/09/2021, 15:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kawasan Ancol terletak di sebelah timur Kota Tua Jakarta.

Saat ini kawasan tersebut dijadikan sebuah kelurahan dengan nama yang sama, wilayah Kecamatan Pademangan, Kotamadya Jakarta Utara.

Nama Ancol memiliki arti tanah rendah berpaya-paya.

Dulu, ketika laut sedang pasang, air payau Kali Ancol berbalik ke darat menggenangi tanah di sekitarnya sehingga airnya terasa asin.

Oleh sebab itu, wajar jika orang-orang Belanda pada zaman itu menyebut kawasan tersebut sebagai Zoutelande atau tanah asin.

Baca juga: Sejarah Ancol, Bermula dari Kunjungan Soekarno ke Disneyland

Asal Usul

Pada masa agama Islam mulai tersebar di daerah pesisir Kerajaan Sunda, Ancol disebut-sebut sebagai salah satu lokasi medan perang, di samping Kalapa, Tanjung Wahanten (Banten) pada masa pemerintahan Prabu Surawisesa (1521-1535).

Setelah Jayakarta dikuasai kongsi dagang Belanda, VOC, tahun 1619, Jayakarta berubah nama menjadi Batavia.

Di tangan VOC, Ancol dijadikan esbagai kubu pertahanan pasca-serangan pertama Kerajaan Mataram ke Batavia tahun 1628.

Oleh sebab itu, VOC pun mulai memperkuat pertahanan dengan membangun sejumlah benteng.

Karena benteng yang tersisa hanya berada di Kasteel Batavia dan Pulau Onrust, pembangunan benteng lantas dikebut oleh Belanda.

Ancol dijadikan Taman Rekreasi bagi Belanda

Beberapa benteng yang dibentuk Belanda adalah Benteng Jacatra, Fort Rijswijk, Fort Noordwijk, Fort Vijfhoek, Fort Angke, dan Fort Antjol.

Pembangunan benteng baru inilah yang kemudian membuat Belanda merasa percaya diri dalam melawan Mataram yang berujung kemenangan.

Selain itu, dibangun juga sebuah kanal di daerah Ancol tahun 1656.

Sebelum kanal dibangun untuk menghubungkan Kota Batavia, pemerintah VOC lebih dulu membuat terusan Ancol yang sampai sekarang masih dilayari perahu.

Kemudian, dibangun pula jalan yang sejajar dengan terusan.

Tidak hanya itu, empunya tanah juga turut menjadikan kanal tersebut sebagai jalur lalu lintas untuk mengangkut komoditi perdagangan.

Gubernur Jenderal VOC Jeremias van Riemsdijk juga turut mendatangkan budak berlian dari berbagai tempat untuk menyukseskan usahanya membentuk lahan pertanian.

Upaya tersebut dilakukan untuk meningkatkan pendapat lain, selain sebagai pejabat VOC.

Beruntungya, langkah yang dilakukan Jeremias dalam membuat villa mewah ini diikuti oleh para orang kaya lainnya, termasuk Gubernur Jenderal VOC Adriaan Valckenier.

Sejak saat itu, Ancol menjadi tempat rekreasi khusus warga Belanda untuk menghabiskan akhir pekan.

Baca juga: Biografi Soekarno, Pahlawan Proklamator yang Gemar Cerita Pewayangan

Ancol Terbengkalai

Selain dijadikan tempat rekreasi, Ancol juga dijadikan sebagai tempat plesiran yang disebut Slingerland.

Namun, kejayaan Slingerland sebagai tempat plesiran harus diakhiri, karena banyak wabah yang menjangkit warga Batavia.

Alhasil, saat pemerintahan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels, seluruh bangunan termasuk Kasteel Batavia dan sederet villa mewah Ancol di Oud Batavia dihancurkan.

Akibatnya, Ancol menjadi kawasan yang terlupakan untuk waktu yang cukup lama.

Karena lama tidak dihuni, Ancol berubah menjadi hutan belukar sampai tahun 1950-an. Bahkan, Ancol juga menjadi sarang monyet saking tidak ada kehidupan di sana.

Kendati demikian, Ancol tetap dikunjungi untuk plesiran, meski tidak seramai dulu.

Baca juga: Terowongan Niyama Romusha: Sejarah, Pembangunan, dan

Taman Impian Jaya Ancol

Setelah sempat terbengkalai dalam waktu cukup lama, Ancol kemudian diperbaiki dan dijadikan sebagai taman hiburan.

Semua dimulai ketika Soekarno sedang berkunjung ke Amerika Serikat, di mana selama di sana, ia banyak mendatangi tempat hiburan bersama putranya, Guntur Sukarnoputra.

Salah satu tempat hiburan yang ia datangi adalah Disneyland.

Berawal dari situ, Soekarno kemudian juga ingin Indonesia memiliki taman hiburan yang serupa.

Akhirnya, tahun 1960, proyek pembangunan Ancol dimulai.

Proyek Ancol dilakukan melalui Keputusan Presiden mengenai Panitia Pembangunan Proyek Ancol dan Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1960.

Soekarno pun menunjuk Gubernur DKI Jakarta Soemarno Sosroatmodjo sebagai pelaksana pembangunan Proyek Ancol.

Setelah proses pembangunan berjalan, proyek Ancol berhasil diselesaikan bulan Februari 1966.

Referensi:

  • Ruchiat, Rahmat. (2012). Asal Usul Nama Tempat di Jakarta. Jakarta: Masup Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com