Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PV van Stein Callenfels, Bapak Prasejarah Indonesia

Kompas.com - 14/09/2021, 08:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dr. PV van Stein Callenfels adalah seorang arkeolog yang dikenal sebagai peneliti kjokkenmoddinger dan abris sous roche di Indonesia.

Atas sumbangannya itu, ia bahkan disebut sebagai Bapak Prasejarah Indonesia yang memelopori kajian ilmu prasejarah di Indoensia.

Van Stein Callenfels pernah dipekerjakan oleh pemerintah kolonial Belanda pada awal abad ke-20.

Namun tidak lama kemudian, ia memilih untuk mengundurkan diri dan memulai penelitiannya sendiri.

Biografi Dr. PV van Stein Callenfels

Dr. PV van Stein Callenfels atau yang mempunyai nama lengkap Pieter Vincent van Stein Callenfels lahir di Maastricht, Belanda, pada 4 September 1883.

Untuk mengejar minatnya pada dunia arkeologi, ia belajar Indologi di Universitas Leiden.

Pada 1904, Van Stein Callenfels lulus dan diterima sebagai pegawai negeri di dinas Sekretariat Jenderal Hindia Belanda.

Satu tahun kemudian, ia dikirim ke Surabaya dan dipersiapkan untuk dipindahkan ke Mojokerto.

Akan tetapi, Van Stein Callenfels mendapat masalah karena menolak sebuah protokol yang diwajibkan kepadanya.

Pada 1906, ia memilih mengundurkan diri dan mulai melakukan penelitian sendiri di Pulau Jawa.

Baca juga: Penelitian Manusia Purba di Indonesia: Tokoh, Lokasi, dan Penemuan

Berkat bantuan temannya, Van Stein Callenfels diterima bekerja di Dinas Purbakala Hindia Belanda mulai 1915.

Antara 1921-1924, ia kembali ke Belanda untuk mendalami bidang arkeologi. Sekembalinya ke Indonesia, Van Stein Callenfels melakukan banyak penggalian.

Penelitiannya yang paling terkenal adalah tentang kjokkenmoddinger dan abris sous roche.

Atas kontribusinya di bidang kajian ilmu prasejarah di Indoensia, Van Stein Callenfels diberi penghargaan oleh Inggris, Thailand, Jepang, Kamboja, dan Belanda.

Pada 26 April 1938, ia meninggal secara mendadak di Sri Lanka ketika dalam perjalanan pulang ke Belanda.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Alasan Masa Bercocok Tanam Dianggap sebagai Tonggak Kemajuan Manusia

Alasan Masa Bercocok Tanam Dianggap sebagai Tonggak Kemajuan Manusia

Stori
Sejarah Pertempuran Selat Sunda

Sejarah Pertempuran Selat Sunda

Stori
9 Kerajaan Islam di Papua

9 Kerajaan Islam di Papua

Stori
Kenapa Tan Malaka Dieksekusi Mati oleh Tentara?

Kenapa Tan Malaka Dieksekusi Mati oleh Tentara?

Stori
Manusia Purba Pertama yang Memanfaatkan Api

Manusia Purba Pertama yang Memanfaatkan Api

Stori
Pengaruh Islam dalam Bidang Seni Tari dan Musik

Pengaruh Islam dalam Bidang Seni Tari dan Musik

Stori
Runtuhnya Kerajaan Yerusalem

Runtuhnya Kerajaan Yerusalem

Stori
Isi Piagam PBB

Isi Piagam PBB

Stori
Romukyokai, Panitia Pengelola Romusha

Romukyokai, Panitia Pengelola Romusha

Stori
Mengapa Imam Hanafi Mendapat Gelar Ahlul Ra'yi?

Mengapa Imam Hanafi Mendapat Gelar Ahlul Ra'yi?

Stori
Sejarah Salam Tempel, Tradisi Bagi Uang Saat Lebaran

Sejarah Salam Tempel, Tradisi Bagi Uang Saat Lebaran

Stori
Upacara Melasti, Ritual Penyucian Diri untuk Menyambut Nyepi

Upacara Melasti, Ritual Penyucian Diri untuk Menyambut Nyepi

Stori
Strategi Perang Parit pada Perang Dunia I

Strategi Perang Parit pada Perang Dunia I

Stori
10 Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

10 Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Stori
Sejarah Persiapan Kemerdekaan Indonesia

Sejarah Persiapan Kemerdekaan Indonesia

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com