Ketika pertama kali keluar dari pabrik, Oplet hanya mampu menampung 4-5 penumpang saja.
Namun, berkat karoseri alakadarnya menggunakan seng dan kayu, Oplet mampu membawa 10 penumpang di dalamnya.
Uniknya, hampir seluruh badan Oplet semua berbahan kayu, termasuk jendelanya.
Baca juga: Mengapa Belanda Mengirim Dr. Snouck Hurgronje ke Aceh?
Meskipun fungsi Oplet adalah sebagai kendaraan umum, rupanya mobil ini juga pernah dijadikan alat perjuangan pada masa Jepang.
Gubernur DKI Jakarta Tjokropranolo mengatakan bahwa saat itu Oplet dijadikan sebagai pelarian para kaum nasionalis.
Akan tetapi, Oplet tidak lagi dapat digunakan karena Jepang menghentikan izin operasinya.
Akhirnya, pasca-kemerdekaan, Oplet kembali muncul di Jakarta.
Baca juga: Penyebab Merosotnya Kemakmuran Rakyat Jawa pada Abad ke-19
Sejak tahun 1950-an, dengan izin trayek resmi, Oplet boleh beroperasi di hampir seluruh wilayah Jakarta.
Oplet dapat menghubungkan orang dari satu tempatke tempat lainnya, dari pedalaman menuju ke perkotaan.
Rute yang dilalui Oplet adalah Stasiun Jatinegara, Matraman Raya, Salemba Raya, Senen, Pasar Baru, dan Harmoni.
Saat itu, Oplet dianggap sebagai tulang punggung sistem transportasi kota.
Baca juga: Bendera Pusaka Pernah Hilang, Ini Ceritanya
Tahun 1979, izin trayek Oplet dihapuskan oleh Gubernur DKI Jakarta Tjokropranolo karena kendaraan ini dianggap sudah terlalu tua.
Oplet harus dipensiunkan dan digantikan oleh angkutan jenis lain, yaitu Mikrolet.
Sejak saat itu, Oplet sudah tidak lagi beroperasi.
Artikel ini telah tayang di Historia.id dengan judul "Oplet, Moyang Angkot di Indonesia".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.